Newsletter

Ngeri di Sana-sini, Awas IHSG, Rupiah hingga SBN Berguguran!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 August 2021 06:20
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Bursa saham AS (Wall Street) merosot pada perdagangan Selasa waktu setempat pasca rilis data penjualan ritel yang menurun. Hal tersebut memicu kecemasan penyebaran virus corona delta mulai berdampak pada perekonomian.

Indeks S&P 500 melemah 0,71% ke 4.448,08, Dow Jones jeblok 0,8% ke 34.343,28, keduanya di awal pekan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks Nasdaq memimpin kemerosotan sebesar 0,93% di 14.656,18.

idr

Selain mencetak rekor di hari Senin, S&P 500 juga menorehkan catatan apik, nilainya sudah naik dua kali lipat dari level penutupan terendah 23 Maret 2020 lalu saat pandemi Covid-19 menghantam pasar finansial global. Catatan tersebut menjadi kenaikan tercepat S&P 500 sejak Perang Dunia II, berdasarkan kalkulasi CNBC International.

"Kenaikan pertumbuhan kasus Covid-19 sepertinya akan memicu perlambatan seperti yang terlihat di China dan menekan sentimen pelaku usaha manufaktur, tapi dampak ekonomi-setidaknya di AS dan Eropa-sepertinya tidak akan besar," tulis Goldman Sachs dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Penjualan ritel per Juli dilaporkan turun 1,1% atau jauh lebih buruk dibandingkan dengan ekspektasi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan penurunan hanya sebesar 0,3%. Angka tersebut jauh lebih buruk dari capaian Juni yang mencetak kenaikan sebesar 0,6%.

"Kita melihat ekspektasi belanja konsumen akan semakin kuat, tetapi sebagian sudah terpukul akibat virus corona delta. Tantangan yang dihadapi tidak akan pergi dalam waktu yang cepat," kata Yung-Yu Ma, dari BMO Wealth Management, sebagaimana dilansir CNBC International.


HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari ini

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular