Kemarin, IHSG finis di 6.130,57. Naik 0,56% dari posisi penutupan hari sebelumnya.
Frekuensi perdagangan tercatat 1,52 juta kali yang melibatkan 25,21 miliar unit saham bernilai Rp 13,28 triliun. Investor asing membukukan beli bersih Rp 126,9 miliar.
Tidak hanya pasar saham, pasar obligasi pun semarak. Pemerintah melelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) dan penawaran yang masuk sangat tinggi, mencapai Rp107,78 triliun. In adalah penawaran tertinggi dalam lelang SUN sepanjang 2021, dan menjadi yang kedua tertinggi sepanjang sejarah penerbitan SUN.
Kabar baik juga datang dari bursa saham Negeri Paman Sam, tiga indeks utama di Wall Street ditutup menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite bertambah masing-masing 0,8%, 0.82%, dan 0,55%. S&P500 menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.
Kinerja keuangan emiten di bursa saham New York mendongrak optimisme pelaku pasar. Dupont, emiten membuat bahan baku industri, membukukan pendapatan US$ 4,1 miliar pada kuartal II-2021. Naik 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Sementara laba per saham (Earnings per Share/EPS) ada di US$ 1,06. Lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yaitu US$ 95 sen.
Untuk keseluruhan 2021, Dupont memperkirakan penjualan akan berada di kisaran US$ 16,5-16,6 miliar. Naik dibandingkan proyeksi yang dibuat pada Mei yaitu US$ 15,7-15,9 miliar. EPS untuk keseluruhan 2021 kini diperkirakan US$ 4,24-4,3, lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu US$ 3,6-3,75.
"Harga saham naik karena peningkatan laba yang signifikan, sebagian besar karena basis yang rendah tahun lalu. Namun perlu diwaspadai bahwa investor cemas terhadap kebangkitan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang bisa menarik ekonomi ke bawah," tegas Rick Meckler, Partner di Cherry Lane Investment yang berbasis di New Jersey, seperti dikutip dari Reuters.
Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Untuk perdagangan hari ini, investor patut menyimak sejumlah sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar. Pertama tentunya perkembangan di Wall Street. Kabar gembira dari New York diharapkan mampu melecut semangat pelaku pasar di Asia untuk mencapai prestasi serupa.
Sentimen kedua, kali ini dari dalam negeri, adalah perkembangan pandemi virus corona. Dari data yang ada, terlihat sepertinya Indonesia semakin mampu menjinakkan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien positif corona di Tanah Air bertambah 33.900 orang per hari. Turun cukup tajam dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yakni 41.411 orang setiap harinya.
Di sisi lain, jumlah pasien sembuh terus meningkat bahkan belakangan ini kerap kali menungguli tambahan kasus positif baru. Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien sembuh bertambah 39.550 orang per hari. Lebih banyak ketimbang rerata seminggu sebelumnya yaitu 39.022 orang saban harinya.
Rantai penularan virus corona juga semakin bisa diputus. Ini terlihat dari data reproduksi efektif (Rt). Jika angka Rt sudah di bawah satu, maka seorang pasien positif tidak berisiko menulari orang lain. Kasus positif berhasil diisolasi, sehingga tidak menambah panjang rantai penularan.
Berdasarkan cataan Bonza per 4 Agustus pukul 02:36 WIB, tinggal 12 dari 34 provinsi yang memiliki Rt di atas satu. Sisanya sebagian besar sudah di bawah satu, termasuk di daerah-daerah yang sebelumnya sangat rawan seperti DKI Jakarta (0,08), Jawa Barat (0.18), Jawa Timur (0,53), Yogyakarta (0,66), atau Jawa Tengah (0.82).
Perkembangan ini membuat tekanan terhadap sistem pelayanan kesehatan berkurang, yang tercermin dari penurunan kasus aktif. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih menjalani perawatan, baik secara mandiri maupun di fasiltas kesehatan.
Per 2 Agustus 2021, total kasus aktif corona di Indonesia berjumlah 523.164 orang. Turun dibandingkan hari sebelumnya yang sebanyak 535.135 sekaligus menjadi yang terendah sejak 17 Juli 2021.
Ahmad Riza Patria, Wakil Gubernur DKI Jakarta, mengungkapkan saat ini tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) sudah jauh berkurang menjadi sekitar 50%. Pertengahan bulan lalu, BOR sempat mencapai 94%.
"Sebelumnya sampai antre di selasar, sekarang tinggal 50%. Kemudian keterisian ruang ICU tinggal 76%. Jadi turun cukup drastis," kata Riza, seperti dikutip dari detik.com.
Berbagai data ini menunjukkan bahwa Indonesia mulai mampu mengendalikan laju penyebaran virus coron. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sepertinya menuai hasil positif. Aspek kesehatan membaik, meski sosial-ekonomi harus mengalah dulu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal pekan ini mengumumkan PPKM dilanjutkan hingga 9 Agustus 2021. Jadi secara umum aktivitas dan mobilitas warga masih sangat terbatas, meski ada sejumlah pelonggaran.
Namun apabila pencapaian positif ini bisa dipertahankan, apalagi ditingkatkan, maka pemerintah tentu akan mempertimbangkan untuk lebih membuka 'keran' aktivitas dan moblitas warga. Ketika ini terjadi, ekonomi yang lesu akan bangkit kembali.
Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa Australia periode Juli 2021 (06:00 WIB).
- Rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa Jepang periode Juli 2021 (07:30 WIB).
- Rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa China periode Juli 2021 (08:45 WIB).
- CNBC Indonesia Food and Agriculture Summit (10:00 WIB).
- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (10:00 WIB).
- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Berkah Beton Sadaya Tbk (10:00 WIB).
- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT KDB Tifa Finance Tbk (14:30 WIB).
- Rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa Zona Euro periode Juli 2021 (15:00 WIB).
- Rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa Inggris periode Juli 2021 (15:30 WIB).
- Rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa AS periode Juli 2021 (20:45 WIB).
- Rilis data stok minyak AS periode pekan yang berakhir 30 Juli 2021 (21:30 WIB).
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Indikator | Tingkat |
Pertumbuhan Ekonomi (Q I-2021 YoY) | -0.74% |
Inflasi (Juli 2021 YoY) | 1,52% |
BI 7 Day Reverse Repo Rate (Juli 2020) | 3,5% |
Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2021) | -5,17% PDB |
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q I-2021) | -0,4% PDB |
Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (Q I-2021) | US$ 4,1 miliar |
Cadangan Devisa (Juni 2021) | US$ 137,093 miliar |
Untuk mengakses data pasar terkini, silakan klik di sini.
TIM RISET CNBC INDONESIA