Gubernur BI Perry Warjiyo: Investor Ritel, We Need You!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 August 2021 18:40
Infografis: Utang LN Nyaris Rp 6.200 T, Apa Benar RI Terancam Bangkrut?
Foto: Ilustrasi utang (CNBC Indonesia/Arie Pratama)

Jakarta, CNBC IndonesiaBank Indonesia (BI) memandang investor ritel memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ketahanan ekonomi di dalam negeri. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperluas basis investor domestik.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan dalam memperluas sumber-sumber pembiayaan perekonomian, bisa dilakukan dengan banyak cara, bukan hanya dari kredit, tapi juga bisa dengan menerbitkan sekuritas, surat berharga jangka panjang dan jangka pendek.

"Kita juga membangun integrasi dari infrastruktur pasar uang dan pasar modal menjadi infrastruktur pasar keuangan yang betul-betul terintegrasi untuk semakin mendorong pasar keuangan yang lebih dalam," jelas Perry dalam webinar Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Selasa (3/8/2021).

"Peran dari basis investor sangat penting dalam mengembangkan pasar keuangan untuk Indonesia. We need you, kita perlu seluruh investor ritel," lanjutnya.

Perry mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk membangun negeri dengan menjadi investor di dalam negeri dengan berbagai macam instrumen.

"Tidak hanya untuk pembiayaan fiskal melalui SBN, tapi juga membangun korporasi untuk saham juga sekuritas. Baik yang diterbitkan oleh korporasi, termasuk simpanan tabungan di perbankan," ujar Perry.

Perry menjelaskan jika dana-dana yang berasal dari masyarakat ini terus berputar di dalam negeri, baik itu melalui perbankan, pasar modal, dan berbagai instrumen lainnya, itu akan sangat mendukung produktivitas, efisiensi, dan kemajuan ekonomi bangsa ini.

"Ini diperlukan, we need you to support the development of this country. We need you untuk reformasi menuju Indonesia maju," kata Perry mengulang lagi ajakannya.



Dalam mendorong pasar keuangan, menurut dia, BI juga turut berkontribusi melalui pengembangan instrumen pasar uang dan pasar valas, serta infrastruktur pasar keuangan.

Secara garis besar, Perry mengungkapkan basis ritel sangat diperlukan untuk memperkuat ketahanan ekonomi di dalam negeri. Sehingga ekonomi Indonesia tidak mudah tersungkur disaat ada terpaan ekonomi global atau biasa disebut dengan taper tantrum.

"Dampak rentetan dari global yang penuh ketidakpastian termasuk ekonomi ke depan bagaimana mengantisipasi tapering atau kebijakan Bank Sentral AS. Jadi investor ritel, we need you. Mari ikut membangun ekonomi ini," ujar Perry lagi.

Pada akhirnya, kata dia, inklusi keuangan Indonesia akan semakin kuat dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui distribusi sektor keuangan.

Untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif, sangat diperlukan peningkatan literasi keuangan di masyarakat. Upaya meningkatkan tingkat literasi keuangan bukan menjadi tugas satu atau dua pihak saja.

"Hal ini merupakan tugas semua otoritas, dan perlu melibatkan semua stakeholders, termasuk generasi muda dan masyarakat," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan OJK terus mendorong peningkatan literasi keuangan sejalan dengan terus bertambahnya jumlah investor individu yang membeli berbagai instrumen investasi keuangan.

Jumlah investor di pasar modal yang meningkat menjadi 5,60 juta (96% yoy) pada Juni 2021 dan didominasi oleh investor ritel terutama kalangan milenial yang mencapai 70%.

"Literasi keuangan menjadi aspek penting bagi investor ritel yang menjadi follower di pasar modal sehingga dapat melindungi investor dari investasi ilegal dan memitigasi investasi yang hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek yang tinggi tanpa mempertimbangkan risiko, aspek legalitas produk serta aspek kewajaran penawaran," ujar Wimboh.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wah! Utang RI ke China Diam-diam Naik 474% Jadi Rp 305 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular