Newsletter

Berharap Sentimen Positif dari Pertemuan AS-China

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 July 2021 06:40
New York Stock Exchange (NYSE)
Foto: Reuters

Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Senin (26/7/2021), di tengah koreksi bursa China dan Hongkong menyusul pengetatan aturan atas perusahaan digital. Namun saham teknologi AS membantu membalik keadaan.

Indeks Dow Jones Industrial Average pun berakhir menguat 82,8 poin (+0,24%) ke 35.144,31 meski dibuka di zona merah. Nasdaq naik 3,7 poin (+0,03%) ke 14.840,71 dan S&P 500 bertambah 10,5 poin (+0,24%) ke 4.422,3.

Koreksi di awal transaksi terjadi setelah bursa Hong Kong ambrol hingga 4% di tengah kekhawatiran pengetatan pemerintah China terhadap perusahaan digital mereka yang tercatat di negara Barat.

Departemen Perdagangan AS memberikan kabar buruk dengan anjloknya penjualan rumah baru sebesar 6,6% pada Juni (disetahunkan) menjadi 676.000 unit. Angka ini jauh di bawah ekspektasi ekonom dalam konsensus Dow Jones yang memperkirakan angka 795.000 unit.

Meski demikian, investor cenderung optimistis ketimbang pekan lalu ketika diterpa kecemasan seputar penyebaran virus Covid-19 yang memicu aksi beli surat berharga negara (SBN) AS, sehingga imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-melemah.

"Investor mengkhawatirkan pukulan varian delta terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi strain baru itu seharusnya tak memicu risiko mayor di pasar," tutur David Kostin, Kepala Perencana Trading Goldman Sachs dalam laporan riset yang dikutip CNBC International. Menurut dia, vaksinasi, aksi beli ritel dan institusi serta valuasi yang masih menarik bakal memicu reli.

Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan, sehingga aksi beli-mencerminkan kekhawatiran pasar-memicu penguatan harga dan penurunan yield. Di bursa, hal ini memicu aksi beli saham teknologi, yang selama pembatasan sosial di kala pandemi justru diuntungkan.

Saham Tesla hari ini ditutup melesat 2% karena investor mengantisipasi kinerja keuangan kuartal II-2021 yang fantastis. Terbukti, produsen mobil listrik tersebut mencetak laba bersih senilai US$ 1 miliar atau naik 10 kali lipat secara tahunan.

Namun, perseroan mencetak penurunan nilai aset bitcoin, sebesar US$ 23 juta (Rp 332,4 miliar). Pekan lalu, CEO Tesla Elon Musk mengatakan akan menerima kembali pembayaran bitcoin. Mata uang kripto tersebut pun melesat ke US$ 40.000/unit, berpeluang membalik posisi tersebut.

Saham Apple, Alphabet (induk usaha Google), Microsoft, Facebook, dan Amazon akan menyusul dengan merilis kinerja keuangannya sepekan ini. Sejauh ini 88% dari konstituen indeks S&P 500 mencetak laba bersih, atau yang terbaik sejak 2008 menurut pantauan FactSet.

Pasar juga akan memantau rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) yang digelar 2 hari mulai Selasa. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal memberi pandangan terbaru terkait ekonomi, serta peluang tapering off atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular