
Kabar Baik Nih Bagi IHSG, Tapering The Fed "Slow but Sure"

Sementara itu, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia kembali mencatat rekor tertinggi. Pada Rabu (7/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB kasus baru Covid-19 bertambah 34.379 pasien dalam sehari.
Bukan hanya dalam penambahan kasus baru, dalam penambahan kasus kematian karena virus ini Indonesia pun memecahkan rekor dan menjadi yang tertinggi. Hari ini orang yang meninggal dunia mencapai 1.040 orang sehingga totalnya 62.908 orang.
DKI Jakarta menyumbang kasus harian terbanyak, yaitu sebesar 9.366. Selanjutnya Jawa Barat 8.591 kasus, Jawa Tengah 3.823 kasus, DIY 1,370 kasus, dan Jawa Timur 2.584 kasus. Tak hanya menyumbang kasus positif terbanyak, kelima provinsi tersebut juga menyumbang tambahan kasus meninggal terbanyak.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat yang dilakukan pemerintah menargetkan penambahan kasus per hari bisa ditekan ke bawah 10.000 orang per hari. Memang sampai saat ini belum terlihat efeknya, sebab PPKM Mikro Darurat baru dilakukan sejak 3 Juli lalu.
Tanda-tanda berhasil atau tidaknya PPKM Mikro Darurat baru akan terlihat setidaknya satu minggu ke depan, mengingat adanya masa inkubasi virus corona. Oleh karena itu, dampak pasar keuangan Indonesia masih mampu mencatat penguatan beberapa kali, meski kasus Covid-19 terus menanjak.
Tetapi ceritanya akan beda jika pekan depan kasus Covid-19 masih mencetak rekor tertinggi, apalagi sampai masa PPKM Mikro Darurat berakhir 20 Juli nanti. Artinya ada kemungkinan akan diperpanjang dan mengganggu pemulihan ekonomi. Jika itu terjadi, pasar finansial Indonesia bisa terpukul.
Seberapa besar dampak lonjakan kasus Covid-19 terhadap konsumen bisa terlihat dari Indeks Keyakinak Konsumen (IKK) yang akan dirilis Bank Indonesia (BI) hari ini.
Dalam survei yang dirilis bulan Juni lalu, sebelum terjadi lonjakan kasus Covid-19, konsumen Indonesia terlihat semakin optimistis. BI melaporkan IKK Mei 2021 sebesar 104,4, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5
IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti pesimistis, sementara di atasnya optimistis.
Konsumen yang semakin pede, menjadi indikasi peningkatan konsumsi. Tetapi jika berbalik pesimistis akibat lonjakan kasus Covid-19, ada risiko tingkat konsumsi akan menurun, dan menghambat laju pemulihan ekonomi.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Data dan Agenda Berikut
(pap/pap)