Newsletter

Bakal Ada PPKM Darurat, Semoga Pasar RI Kuat...

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
01 July 2021 06:12
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kembali ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (30/5/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau, sementara untuk rupiah dan pasar surat berharga negara (SBN) ditutup di zona merah.

IHSG pada perdagangan ditutup menguat 0,61% ke level 5.985,49. IHSG pun sempat melesat 0,87% ke level 6.000,92 pada pembukaan perdagangan sesi kedua. Namun, setelah adanya pemberitahuan terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro Darurat, IHSG kembali ke level 5.990-an.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi pada perdagangan kemarin mencapat Rp 12,7 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih sebanyak Rp 423 miliar di pasar reguler. Terpantau 253 saham menguat, 240 saham melemah, dan 145 stagnan.

Dari bursa Asia pada perdagangan kemarin ditutup beragam dengan mayoritas mengalami pelemahan, di mana indeks KLC Malaysia memimpin pelemahan beberapa indeks saham Asia.

Sementara untuk pasar saham China, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan termasuk pasar saham Indonesia (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada perdagangan kemarin, di mana indeks saham Straits Times Singapura menguat paling besar kemarin.

Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia pada perdagangan Rabu (30/6/2021).

Sedangkan untuk mata uang Garuda, yakni rupiah pada perdagangan kemarin kembali kalah melawan sang greenback, yakni dolar Amerika Serikat (AS) hingga nyaris menyentuh Rp 14.500/US$ di pasar spot.

Melansir data Refinitiv, rupiah dibuka melemah tipis 0,07% di level Rp 14.490/US$. Tetapi setelahnya rupiah terus tertekan hingga melemah 0,41% ke Rp 14.540/US$.

Setelah pidato Presiden Jokowi, rupiah perlahan memangkas pelemahan dan mengakhiri perdagangan di Rp 14.495/US$, melemah 0,1%. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah sudah berada di atas level Rp 14.500/US$.

Pada Rabu (30/6/2021), kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.542, melemah 0,32% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara mata uang utama Asia lainnya bergerak variatif dengan mayoritas melemah di hadapan dolar AS. Hanya mata uang yuan China, won Korea Selatan, dolar Singapura, baht Thailand, dan dolar Taiwan yang menguat melawan sang greenback kemarin

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia pada Rabu (30/6/2021).

Sementara itu, pergerakan harga SBN pada perdagangan kemarin terpantau melemah, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN acuan. Investor kembali melepas kepemilikannya di SBN pada perdagangan kemarin.

Hanya SBN bertenor 3 tahun yang masih dikoleksi oleh investor kemarin, ditandai dengan penurunan yield dan penguatan harga.

Yield SBN bertenor 3 tahun dengan kode FR0039 turun sebesar 0,2 basis poin (bp) ke level 4,521%. Sedangkan yield SBN berjatuh tempo 25 tahun masih stagnan di level 7,305%.

Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan yield acuan pemerintah naik sebesar 2 bp ke level 6,63%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Berikut pergerakan yield SBN acuan pada perdagangan Rabu (30/6/2021).

Presiden Jokowi mengatakan tengah dalam finalisasi kebijakan dari PPKM Mikro Darurat sebagai pilihan atas lonjakan kasus positif virus corona (Covid-19).

"Inilah upaya yang kita lakukan dan hari ini ada finalisasi kajian untuk kita lihat karena ada lonjakan yang tinggi dan kita harapkan selesai karena diketuai pak Airlangga [Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian] untuk memutuskan diberlakukannya PPKM darurat," ungkap Jokowi dalam Munas KADIN Indonesia, Rabu (30/6/2021).

"Nggak tahu ini keputusannya apakah seminggu, dua minggu karena petanya sudah diketahui semua khusus hanya di pulau Jawa dan Bali," jelasnya.

Kebijakan pengendalian Covid, kata Jokowi harus memperhatikan kondisi masing-masing provinsi hingga kabupaten. Sebab pendekatannya akan berbeda.

"Kondisi-kondisi seperti ini harus kita sampaikan apa adanya. Misalnya di Jakarta Barat. RT RW kelurahan yang terkena Covid, bisa dilihat sudah seperti itu. Artinya sudah merata, sehingga harus ada keputusan yang tegas untuk menyelesaikan masalah ini," papar Jokowi.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham New York (Wall Street) secara mayoritas ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (30/6/2021) waktu setempat, di mana indeks S&P 500 kembali naik ke rekor tertingginya di hari terakhir Juni sekaligus menutup semester 1 tahun 2021 yang kuat untuk Wall Street.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,61% ke level 34.502,51, S&P 500 bertambah 0,13% ke level 4.297,50. Namun untuk indeks Nasdaq Composite pada perdagangan Rabu kemarin terpaksa ditutup melemah 0,17% ke posisi 14.503,95.

Pada perdagangan Rabu yang merupakan hari terakhir di kuartal kedua, S&P 500 telah naik 14,4% sepanjang tahun ini (year-to-date/YTD). Sedangkan Nasdaq Composite dan Dow masing-masing naik lebih dari 12%.

Rabu kemarin juga merupakan hari terakhir di kuartal kedua tahun 2021. Di mana S&P 500 naik 8,2%, Dow Jones melesat 6,42%, dan Nasdaq melonjak 11,9%.

Saham juara di Dow Jones meliputi Goldman Sachs dengan reli 40%, American Express dan Walgreens Boots Alliance menyusul dengan lompatan 30% sepanjang tahun ini.

Investor kian yakin bahwa inflasi sekarang tak membahayakan ekonom. Karena, bersifat sesaat dan mereka memburu saham dengan ekspektasi pemulihan ekonomi terus berlangsung dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mempertahankan kebijakan moneter longgar.

Penguatan tersebut terjadi setelah nyaris 60% warga dewasa di AS menerima vaksin Covid-19, memungkinkan ekonomi kembali dibuka lebih cepat.

Namun, varian baru virus telah menimbulkan beberapa kekhawatiran terkait banyaknya pembatasan seperti penerapan pemakaian masker kembali karena kecepatan vaksinasi mulai melambat.

"Investor memiliki sejumlah alasan untuk tetap konstruktif," tulis Tom Lee, Managing Partner dan Kepala Riset Fundstrat Global Advisors, dikutip dari CNBC International.

Jeff Kilburg, kepala investasi di Sanctuary Wealth, mengatakan kepada CNBC International bahwa dia optimis pasar akan tumbuh lebih baik di semester kedua tahun 2021 berkat komitmen berkelanjutan The Fed terhadap pemulihan ekonomi.

"Kita dapat melawan semua yang kita inginkan tentang inflasi, dan kita dapat bertarung tentang metrik mana yang kita gunakan untuk inflasi, tetapi saya pikir pada akhirnya kita benar-benar melihat komitmen yang akan dimiliki The Fed," kata Kilburg, dilansir dari CNBC International.

Beberapa investor dan para ahli strategi beranggapan bahwa penyebaran varian baru Covid-19, yakni Delta sebagai risiko pasar pada semester kedua tahun ini.

Namun, Marko Kolanovic dari JPMorgan mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien pada Rabu kemarin bahwa varian tersebut seharusnya tidak merugikan pasar ekuitas.

Kabar positif datang dari Indeks Harga Rumah Nasional AS yang dirilis S&P CoreLogic Case-Shiller, yang menunjukkan bahwa harga rumah naik lebih dari 14% pada April secara tahunan. Namun, Mortgage Banking Association merilis laporan survei bahwa permintaan rumah bakal menyusut karena harga yang tinggi di tengah minimnya suplai.

Di tempat lain, indeks manajer pembelian Chicago Instituted for Supply Management (ISM) datang lebih rendah dari yang diharapkan untuk bulan Juni tetapi masih menunjukkan ekspansi.

Sementara itu, data slip gaji ADP menyebutkan bahwa sektor swasta menerbitkan slip gaji baru sebanyak 692.000 pada Juni, atau mengalahkan ekspektasi pasar.

Pasar masih menanti kabar besar pada Jumat (2/7/2021) besok, yakni slip gaji di luar sektor pertanian per Juni yang diprediksi 683.000 unit, menurut konsensus ekonom dalam polling Dow Jones. Angka itu melesat dibandingkan dengan posisi Mei sebanyak 559.000.

Perdagangan hari ini merupakan perdagangan awal semester kedua sekaligus perdagangan awal kuartal ketiga tahun 2021. Pelaku pasar berharap bahwa pada perdagangan di semester kedua dan kuartal ketiga tahun ini jauh lebih baik dari semester I maupun kuartal kedua tahun ini

Sementar itu, pasar perlu mencermati pergerakan bursa Wall Street pada perdagangan Rabu kemarin. Tiga indeks utama di bursa Wall Street juga tercatat masih tumbuh positif di atas 10% selama semester I tahun 2021. Di kuartal kedua tahun 2021, tiga indeks utama Wall Street juga bergerak melesat dari sekitar 6% hingga 12%.

Selain itu, pasar juga perlu mencermati data penggajian ADP yang menjadi acuan pertama sebelum data penggajian AS versi pemerintah dirilis pada Jumat besok. ADP melaporkan menyebutkan bahwa sektor swasta menerbitkan slip gaji baru sebanyak 692.000 pada Juni, atau mengalahkan ekspektasi pasar.

Data penggajian AS utama pada periode Juni 2021 akan dirilis pada Jumat, di mana beberapa pengamat ekonomi dari polling Dow Jones memprediksi slip gaji di luar sektor pertanian per Juni mencapai 683.000 unit, atau melesat dibandingkan dengan posisi Mei sebanyak 559.000.

Untuk hari ini, data ekonomi yang akan dirilis cukup banyak, di mana data ekonomi yang akan dirilis paling banyak adalah data aktivitas manufaktur yang digambarkan di indeks manajer pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) manufaktur versi IHS Markit periode Juni 2021.

Adapun negara-negara di luar Indonesia yang akan merilis data PMI manufaktur periode Juni pada hari ini yakni Australia, Jepang, China, Zona Euro, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

Untuk China, data PMI manufaktur yang akan dirilis pada hari ini adalah data versi Caixin (Markit), di mana para ekonom memperkirakan PMI manufaktur China akan turun sedikit ke angka 51,9.

Selain itu, data neraca perdagangan termasuk data ekspor-impor Korea Selatan dan Australia juga akan dirilis pada hari ini.

Di Indonesia, sejumlah data ekonomi juga akan dirilis pada hari ini, yakni data PMI manufaktur Markit pada Juni 2021 dan data inflasi RI pada Juni 2021.

Konsensus Reuters memperkirakan PMI manufaktur RI pada Juni 2021 akan turun sedikit ke angka 54,9 dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 55,3.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka tandanya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Sedangkan untuk data inflasi, Reuters memperkirakan inflasi RI akan naik ke level 1,9% secara tahunan (year-on-year/YoY). Sementara untuk inflasi secara bulanan (month-on-month/MoM) diprediksiturun sedikit ke level 0,3%. Adapun untuk inflasi inti RI diprediksi akan naik menjadi 1,5% (YoY).

Masih dari dalam negeri, Pemerintah masih menggodok pengetatan PPKM Mikro Darurat. Usulan terbaru adalah PPKM dilakukan pada 3-20 Juli 2021. Targetnya adalah penurunan penambahan kasus konfirmasi harian di bawah 10 ribu kasus/hari.

Adapun cakupan area PPKM Darurat meliputi 45 kabupaten/kota dengan nilai assesmen 4 dan 76 kabupaten/kota dengan nilai assesmen 3 di Pulau Jawa dan Bali.

"Usulan terbaru yakni 100% work from home (WFH) untuk sektor non essential," tulis sebuah dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan pada 30 Juni 2021 dengan judul "Intervensi Pemerintah Dalam Penanganan Covid-19".

Berikut Beberapa Cakupan Pengetatan Aktivitas:

1. 100% work from home untuk sektor non essential,

2. Seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online/daring,

3. Untuk sektor essential diberlakukan 50% maksimum staf work from office (WFO) dengan protokol kesehatan, dan untuk sektor kritikal diperbolehkan 100% maksimum staf WFO dengan protokol kesehatan.

Cakupan sektor essensial adalah keuangan dan perbankan, pasar modal, sistem pembayaran, teknologi informasi dan komunikasi, perhotelan non penanganan karantina, serta industri orientasi ekspor.

Cakupan sektor kritikal adalah energi, kesehatan, keamanan, logistik dan transportasi, industri makanan, minuman dan penunjangnya, petrokimia, semen, objek vital nasional, penanganan bencana, proyek strategis nasional, konstruksi, utilitas dasar (listrik dan air), serta industri pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari.

Untuk supermarket, pasar tradisional, toko kelontong, dan pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai pukul 20.00 waktu setempat dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh persen)

"Tempat ibadah (masjid, mushola, gereja, pura, vihara dan klenteng serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah) ditutup sementara," tulis dokumen tersebut.

Selanjutnya adalah fasilitas umum yang meliputi area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area publik lainnya yang juga ditutup sementara.

Pemerintah juga menutup area kegiatan seni/budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan. Di antaranya lokasi seni, budaya, sarana olahraga, dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan.

Terakhir, ada aturan bagi pernikahan. Resepsi boleh digelar dengan jumlah tamu yang dibatasi menjadi lebih sedikit. Adapun maksimal tamu dihadiri sebanyak 30 orang.

"Dan tidak diperkenankan makan ditempat resepsi. Makanan tetap dapat disediakan dengan wadah tertutup untuk dibawa pulang," tulis dokumen tersebut.

Khusus pelaku perjalanan transportasi, ada beberapa ketentuan yang diwajibkan.

"Pelaku perjalanan yang menggunakan moda transportasi jarak jauh (pesawat, bus dan kereta api) harus menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksin dosis I) dan PCR H-2 untuk pesawat serta antigen (H-1) untuk moda transportasi jarak jauh lainnya," tulis dokumen tersebut.

"Transportasi umum (kendaraan umum, angkutan masal, taksi (konvensional dan online) dan kendaraan sewa/rental) diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal 70% (tujuh puluh persen) dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat."

Per 30 Juni 2021 pukul 12:00 WIB, Kemeterian Kesehatan RI mencatat kasus baru secara nasional bertambah 21.807 orang. Dengan begitu total kasus Covid-19 yang ada di Indonesia mencapai 2,178 juta orang.

Di tengah lonjakan kasus ini, kabar baiknya ada 10.807 orang yang telah sembuh dari penyakit ini. Dengan begitu total pasien yang sembuh mencapai 1,880 juta orang.

Penambahan kasus baru pun berkontribusi pada peningkatan kasus aktif atau orang yang harus mendapatkan perawatan. Hari ini kasus aktif bertambah sehingga totalnya 239.368 orang.

Sementara orang yang meninggal akibat Covid-19 bertambah 467 orang, sehingga totalnya 58.491 orang.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. Rilis data PMI Manufaktur Markit Australia periode Juni 2021 (06:00 WIB),
  2. Rilis data indeks produsen Tankan Jepang kuartal II-2021 (06:50 WIB),
  3. Rilis data neraca perdagangan (ekspor-impor) Korea Selatan periode Juni 2021 (07:00 WIB),
  4. Rilis data PMI Manufaktur Markit Indonesia periode Juni 2021 (07:30 WIB),
  5. Rilis data PMI Manufaktur Jepang versi Jibun Bank (Markit) periode Juni 2021 (07:30 WIB),
  6. Rilis data PMI Manufaktur Markit Korea Selatan periode Juni 2021 (07:30 WIB),
  7. Rilis data neraca perdagangan (ekspor-impor) Australia periode Mei 2021 (08:30 WIB),
  8. Rilis data PMI Manufaktur China versi Caixin (Markit) periode Juni 2021 (08:45 WIB),
  9. Rilis data tingkat inflasi Indonesia periode Juni 2021 (11:00 WIB),
  10. Rilis data PMI Manufaktur Markit final Zona Euro periode Juni 2021 (15:00 WIB),
  11. Rilis data PMI Manufaktur Markit final Inggris periode Juni 2021 (15:30 WIB),
  12. Rilis data klaim pengangguran awal per akhir pekan 26 Juni 2021 (19:30 WIB),
  13. Rilis data PMI Manufaktur Markit final Amerika Serikat periode Juni 2021 (20:45 WIB),
  14. Rilis data PMI Manufaktur ISM Amerika Serikat periode Juni 2021 (21:00 WIB).

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi (Q1-2021 YoY)

-0,74%

Inflasi (Mei 2021, YoY)

1,68%

BI-7 Day Reverse Repo Rate (April 2021)

3,5%

Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2021)

-5,17% PDB

Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q1-2021)

-0,4% PDB

Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (Q1-2020)

US$ 4,1 miliar

Cadangan Devisa (Mei 2021)

US$ 136,39 miliar

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular