
Corona RI Jadi Pusat Perhatian, Bagaimana Pasar Hari Ini?

Perkembangan pandemi Covid-19 di RI semakin mengkhawatirkan dan masih menjadi perhatian pasar di dalam negeri, di mana kasus aktif Covid-19 kian hari makin bertambah besar setiap harinya.
Per 27 Juni 2021, Kementerian Kesehatan mencatat pasien positif corona berjumlah 2.093.962 orang. Bertambah 21.095 orang, rekor penambahan kasus harian sejak pasien pertama diumumkan pada 1 Maret 2020.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 13.748 orang per hari. Melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.540 orang setiap harinya.
Hal yang juga mengerikan adalah angka kasus aktif, yaitu pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun karantina mandiri. Data ini menggambarkan seberapa berat beban yang ditanggung sistem pelayanan kesehatan.
Per 26 Juni 2021, jumlah kasus aktif hampir mencapai 200.000 tepatnya 194.776 orang. Ini adalah rekor tertinggi.
Kasus aktif kemarin bertambah 13.341 orang. Lagi-lagi, rekor penambahan kasus aktif dalam sehari.
Data ini memberi konfirmasi bahwa sistem pelayanan kesehatan di Indonesia menanggung beban yang sangat berat. Di sejumlah rumah sakit, kamar sudah tidak mampu lagi menampung pasien sehingga yang baru datang terpaksa menjalani perawatan di tenda darurat.
Tenaga kesehatan pun pontang-panting merawat pasien yang jumlahnya semakin bertambah. Mengutip catatan Bank Dunia, rasio dokter per 1.000 penduduk di Indonesia pada 2018 hanya 0,43. Ini adalah yang terendah di antara negara-negara tetangga.
Beban berat yang ditanggung oleh pekerja medis dan sistem pelayanan kesehatan, plus penularan virus yang semakin cepat akibat kehadiran varian baru, membuat desakan untuk memperketat pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat semakin mengemuka. Wacana karantina wilayah (lockdown) atau kebijakan yang lebih ketat dari sekarang kembali muncul, bahkan semakin kencang.
"Sebenarnya di luar negeri juga tidak ada, (lockdown) hanya istilah. Kita lakukan pengetatan saja, do something. Tidak usah ribut dengan istilah," tegas Pandu Riono, Epidemiolog dari Universitas Indonesia.
Apabila pandemi Covid-19 semakin tidak terkendali, maka masa depan ekonomi Indonesia bakal sangat tidak pasti. Soalnya, pengetatan aktivitas dan mobilitas publik akan membuat 'roda' ekonomi tidak bisa berputar cepat.
"(Kasus Covid-19) Jakarta cukup tinggi dan beberapa daerah. Ini akan mempengaruhi kuartal II karena sampai Juni.
"Jadi Covid-19 harus dikendalikan. Kalau tidak, maka kita tidak akan bisa menormalisasi apapun, pendidikan, kegiatan keagamaan, dan lain-lain," papar Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, baru-baru ini.
Oleh karena itu, pagebluk Covid-19 bukan krisis kesehatan dan kemanusiaan. Virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini juga bakal menghancurkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
(chd/chd)