Newsletter

Dear Investor, Awas Covid di Hari Kejepit!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 May 2021 06:20
Infografis Update Data Corona 30052021
Foto: Infografis/ Update Data Corona 30052021/ Edward Ricardo

Wall Street yang hanya membukukan penguatan tipis pada perdagangan Jumat tentunya kurang memberikan tenaga ke pasar Asia pada perdagangan hari ini, termasuk Indonesia. Apalagi melihat pergerakan IHSG dalam 2 perdagangan terakhir yang kesulitan menembus level 5.900, tentunya risiko penurunan cukup besar.

Apalagi, lonjakan kasus Covid-19 di Asia sedang menjadi perhatian. Malaysia, tetangga dekat Indonesia akan kembali menerapkan lockdown nasional secara total untuk semua sektor sosial dan ekonomi mulai Selasa, 1 Juni 2021 hingga 14 Juni 2021.

Hal tersebut dilakukan setelah pada Jumat (28/5/2021) negara itu memecahkan rekor infeksi harian baru dengan angka 8.290 kasus infeksi. Angka tersebut angka yang tertinggi dalam sejarah pandemi Covid-19 di Malaysia.

Kenaikan kasus Covid-19 di Malaysia bahkan lebih ngeri ketimbang India jika melihat salah satu indikator epidemiologi berupa kenaikan kasus per 1 juta penduduk di Malaysia sudah lebih tinggi dibandingkan dengan India.

Berdasarkan catatan CNBC International, rata-rata kasus infeksi Covid-19 harian di Malaysia per satu juta orang mencapai angka 205, jauh lebih tinggi ketimbang India yang mencapai 150.

Populasi Malaysia memang tak sebesar India karena hanya menampung 32 juta penduduk. Jelas jauh sekali jika dibandingkan dengan Negeri Bollywood. Namun jika angka pertambahan kasus harian per satu juta penduduknya lebih tinggi maka sudah jelas Malaysia sedang dalam keadaan darurat.

Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia juga menjadi perhatian. Jumlah kasus Covid-19 beberapa kali di atas 6.000 di pekan lalu, termasuk 2 hari terakhir. Rata-rata dalam 2 pekan terakhir juga naik menjadi 5.449 kasus, dibandingkan 2 pekan sebelumnya 4.463 kasus.

Kenaikan tersebut tentunya memicu kecemasan pasar akan kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Lebaran. Hal tersebut bisa memberikan dampak negatif bagi pasar keuangan dalam negeri. IHSG, rupiah hingga SBN berisiko tertekan di perdagangan awal pekan ini.

Selain itu, ada data aktivitas manufaktur China yang bisa memberikan dampak ke pasar finansial. Hasil polling Reuters menunjukkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur China bulan Mei masih berekspansi di angka 51,1, tetapi sama persis dengan bulan lalu.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Data dan Agenda Berikut

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular