
Resesi Akan Segera Berakhir, IHSG Siap Unjuk Gigi!

Dengan bursa acuan pasar modal Wall Street yang dini hari tadi ditutup di zona apresiasi tentu saja akan membawa kabar gembira bagi pembukaan pasar pagi hari terutama di Benua Kuning tak terkecuali di Indonesia.
Meskipun demikian ketakutan di pasar modal lokal yang utama dan terutama tentu saja masih ditimbulkan oleh virus Covid-19 dimana ditakutkan dalam minggu-minggu ke depan akan terjadi ledakan kasus corona akibat arus balik mudik Idul Fitri pekan lalu.
Kasus Covid-19 di Indonesia sendiri masih fluktuatif dimana tercatat ada penambahan 5.034 kasus pada Rabu (26/5). Naik dibandingkan dengan pertengahan Mei dimana saat itu tambahan kasus corona per hari sempat turun ke level 2000-3000an kasus per hari.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, Rabu (26/5/2021) hingga pukul 12.00 WIB, total kasus terkonfirmasi positif di Indonesia mencapai 1,79 juta semakin mendekati angka 1,8juta dan selanjutnya sepertinya tidak akan lama hingga kasus Covid-19 Indonesia tembus angka 2 juta apalagi apabila ketakutan akan ledakan nCov-19 pasca Idul Fitri benar terbukti.
Dari sisi data ekonomi, meskipun masih ada ketakutan akan ledakan Covid-19, Menteri Keuangan, Sri Mulyani cukup optimis dengan prospek pertumbuhan ekonomi RI. Bahkan sebelumnya mengatakan pada Q2 2021, ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 8%.
Dia mengatakan, sinyal pemulihan ekonomi ditunjukkan dengan kembalinya tingkat kepercayaan masyarakat ke level optimis pada angka 101,5. Angka ini jauh melampaui periode awal pandemi sejalan dengan tren mobilitas masyarakat yang mengalami peningkatan secara konsisten sejak bulan April.
Selain itu, Indeks penjualan retail menunjukkan keberlanjutan pemulihan konsumsi masyarakat pada Maret dan April 2021, secara umum ditopang oleh peningkatan konsumsi pada seluruh kelompok, termasuk penjualan mobil ritel mencatatkan pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar 227,6% (yoy) dan 2,5% (mtm). Ini dikatakan mengindikasikan perbaikan tingkat konsumsi kelas menengah.
"Kita semuanya harus menjaga momentum dan pada saat yang sama tetap waspada terhadap resiko yang begitu sangat dinamis. Jadi setiap proyeksi ada catatannya. Setiap optimisme selalu ada kewaspadaannya," ungkapnya dalam konferensi pers virtual APBN KITA, Selasa (25/05/2021).
Dari sisi rilis data ekonomi global, para pelaku pasar akan memantau dua data penting yang akan dirilis hari ini yang pertama adalah Indeks keyakinan konsumen Gfk negara Jerman dimana meskipun masih diprediksi rilis keyakinan konsumen masih pesimis di angka minus 3 akan tetapi sejatinya ini sudah membaik dibandingkan dengan bulan lalu di angka minus 8,8.
Selanjutnya tak kalah penting rilis data dari Amerika Serikat mengenai pesanan barang-barang tahan lama di bulan April yang bisa mencerminkan apakah daya beli sudah mulai pulih diprediksikan akan kembali naik tipis menjadi 0,7% dari bulan lalu dengan kenaikan 0,5%.
(trp/trp)