Newsletter

Pasar Dibuka Dua Hari Pekan Ini, Bagaimana Sentimen Hari Ini?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
10 May 2021 06:07
Optimisme Konsumen April Menguat
Foto: CNBC Indonesia TV

Pada pekan depan, pasar keuangan dalam negeri hanya dibuka selama 2 hari, karena adanya libur hari raya Idul Fitri 1442 H yang kemungkinan jatuh pada Kamis - Jumat (13-14 Mei 2021). Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menentukan hari libur bursa menjelang hari raya akan dimulai pada Rabu (12/5/2021) hingga Jumat (14/5/2021).

Walaupun hanya diperdagangkan selama dua hari, namun pelaku pasar keuangan dalam negeri masih akan memfokuskan ke beberapa kabar dari luar negeri.

Pelaku pasar keuangan Indonesia akan mengamati bursa saham AS, Wall Street, setelah data ketenagakerjaan AS yang tercatat lebih buruk dari setimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan ada 1 juta slip gaji baru dengan angka pengangguran 5,8% atau membaik dari sebelumnya 6%.

Berbekal data tersebut, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diprediksi masih akan melanjutkan kebijakan moneter longgar yang sekarang diberlakukan. Pelaku pasar sebelumnya khawatir dengan risiko inflasi yang bakal terjadi.

Di samping terkait kebijakan moneter di AS, pelaku pasar juga akan mengamati Indeks Keyakinan Bisnis di Australia yang akan dirilis oleh Bank Nasional Australia pada pukul 08:30 WIB.

Pada Maret, indeks ini turun menjadi 15 poin pada Maret 2021 dari sebelumnya di Februari yang sebesar 18 poin. Adapun prediksi yang dihimpun Trading Economics, angka Business Confidence Australia akan menyentuh 18 poin.

Walaupun pada hari ini data ekonomi yang akan dirilis cenderung sedikit, namun pada pekan ini, pelaku pasar keuangan Indonesia akan memantau beberapa data ekonomi, terutama di China.

Berpindah ke Benua Asia, pasar Negeri Panda, China, juga akan menyimak publikasi laju inflasi April 2021 secara tahunan (year-on-year)

Indeks harga konsumen di China naik 0,4% yoy pada Maret 2021, setelah turun 0,2% pada sebulan sebelumnya dan dibandingkan dengan konsensus pasar pada Maret yang diprediksi naik 0,3%.

Kemudian, dari ranah Britania Raya para pelaku pasar juga akan menunggu posisi neraca perdagangan Maret 2021 yang akan dipublikasikan pada Rabu (12/5). Para analis memprediksi neraca perdagangan Inggris masih minus GBP 6,1 miliar pada Maret lalu.

Sebelumnya, defisit perdagangan Inggris naik menjadi GBP 7,1 miliar pada Februari 2021 dari minus GBP 3,4 miliar pada bulan sebelumnya. Ini merupakan defisit perdagangan bulanan terbesar sejak Maret 2019.

Di tanggal yang sama, 12 Mei, Biro Statistik Ketenagakerjaan AS bakal merilis data laju inflasi dan laju inflasi inti bulan April. Konsesus pasar mematok laju inflasi April bakal naik menjadi 3,6%, dari bulan sebelumnya di 2,6%.

Data ini mungkin menjadi yang paling ditunggu pasar karena, akhir-akhir ini sejumlah tokoh atau miliarder AS, termasuk investor kawakan Warren Buffet, mengkhawatirkan kenaikan inflasi di negeri Paman Sam.

Kekhawatiran tersebut didasarkan pada program stimulus besar-besaran pemerintahan Joe Biden untuk mendongkrak ekonomi nasional seiring hantaman pagebluk Covid-19.

Sebelumnya, tingkat inflasi tahunan di AS melonjak menjadi 2,6% pada Maret 2021 dari 1,7% pada Februari. Ini adalah kenaikan tertinggi sejak Agustus 2018.

Sementara, laju inflasi inti, yang tidak memasukkan barang volatil, diprediksi akan naik menjadi 2,3%. Sebelumnya, pada Maret inflasi inti naik 1,6%, dari bulan Februari 1,3%.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular