Polling CNBC Indonesia

Lapor, Pak Jokowi! Kuartal I-2021 Kayaknya Masih Resesi...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 May 2021 11:31
Suasana pengunjung di Pasar Tanah Abang, Minggu, 2/5. Pasar Tanah Abang, (CNBC Indonesia/Muhammmad Sabki)
Suasana pengunjung di Pasar Tanah Abang, Minggu, 2/5. Pasar Tanah Abang, (CNBC Indonesia/Muhammmad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi ekonomi yang dialami Indonesia sepertinya masih akan berlanjut pada kuartal I-2021. Namun kemungkinan pada kuartal II-2021 Indonesia sudah 'lulus' dari ujian resesi.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi Tanah Air periode kuartal I-2021 pada 5 Mei 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tiga bulan pertama tahun ini mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 0,87% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Institusi

Pertumbuhan Ekonomi QtQ (%)

Pertumbuhan Ekonomi YoY (%)

Pertumbuhan Ekonomi (%yoy)

Bank Danamon

-1.85

-1.63

3.43

CIMB Niaga

-0.02

0.2

-

Maybank Indonesia

-0.99

-0.78

4.2

ING

-

-1

-

Danareksa Research Institute

-1.24

-1.03

3.85

Standard Chartered

-1.39

-1.18

-

BCA

-0.04

-0.87

-

UOB

-

-0.6

-

Bank Permata

-1.09

-0.87

-

Bank Mandiri

-0.53

-0.32

4.43

Mirae Asset

-1.72

-1.5

3.85

Moody's Analytics

-

1.9

-

Bahana Sekuritas

-

-0.85

-

MEDIAN

-1.09

-0.87

3.85

Pada tiga kuartal terakhir 2020, PDB Indonesia selalu tumbuh negatif. Jika berlanjut ke kuartal I-2021, maka akan menjadi kali ketiga secara beruntun.

Padahal kontraksi PDB dua kuartal berturut-turut sudah masuk definisi resesi. Artinya, Indonesia masih terjebak di 'jurang' resesi sampai awal tahun ini.

Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) masih menjadi beban bagi perekonomian Tanah Air. Memang betul situasi sudah membaik seiring kehadiran vaksin dan pembatasan sosial (social distancing). Namun bukan berarti virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu sudah pergi.

Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona di Indonesia per 2 Mei 2021 adalah 1.667.274 orang. Bertambah 4.394 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (19 April-2 Mei 2021), rata-rata tambahan pasien baru adalah 5.209 orang per hari. Naik dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 5.007 orang setiap harinya.

Oleh karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Walau di setiap tahapnya ada pelonggaran, tetapi masih ada pembatasan di sana-sini.

So, pandemi menyebabkan aktivitas dan mobilitas masyarakat belum normal hingga kuartal I-2021. Mengutip data Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, warga +62 masih lebih banyak beaktivitas #dirumahaja. Sementara tingkat kunjungan ke berbagai lokasi masih di bawah kondisi sebelum pandemi. Jadi jangan heran kalau Indonesia masih terjebak di resesi ekonomi.

Halaman Selanjutnya --> Resesi Selesai Kuartal Ini!

Akan tetapi, bukan berarti harapan untuk bangkit sirna. Pada kuartal II-2021, kemungkinan PDB Indonesia akan tumbuh positif. Bukan sekadar positif, tetapi melejit.

Contoh, Kemenko Perekonomian memperkirakan pertumbuhan ekonomi April-Juni 2021 bisa mencapai kisaran 6,9-7,8% yoy. Sementara Kementerian Keuangan punya 'ramalan' 7-8% yoy.

Pelaku pasar pun tidak kalah pede. Misalnya, Bahana Sekuritas punya perkiraan di 7,82% yoy sedangkan Mirae Asset punya proyeksi 6,25% yoy.

Ada dua faktor utama yang membuat ekonomi Ibu Pertiwi bakal melonjak pada kuartal II-2021. Satu, harus diingat bahwa kuartal II-2020 (yang dijadikan patokan) adalah titik nadir. Kala itu PDB Indonesia terkontraksi lebih dari 5% yoy, terparah sejak krisis multi-dimensi 1998.

Jadi kalau kuartal II-2021 membaik sedikit saja maka pertumbuhannya akan signifikan. Dalam dunia statistik, ini disebut low base effect.

"Ada faktor technical rebound," Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui dalam jumpa pers APBN Kita Edisi April 2021.

Halaman Selanjutnya --> Pengusaha dan Rumah Tangga Lebih Pede

Dua, memang kondisi sudah lebih baik. Baik dunia usaha maupun rumah tangga sudah lebih kuat, lebih percaya diri dalam memandang perekonomian.

Di sisi dunia usaha, IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada April 2021 sebesar 54,6. Naik dari bulan sebelumnya yaitu 53,2 dan mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Angka di atas 50 menunjukkan dunia usaha tengah dalam fase ekspansi.

"Produksi manufaktur Indonesia terus meningkat seiring pertumbuhan pemesanan baru. Hal yang menggembirakan adalah ekspor bisa untuk untuk kali pertama sejak masa pandemi, ini adalah perkembangan positif," sebut Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari siaran tertulis.

Sementara di sisi rumah tangga, keyakinan semakin menebal. Ini terihat di Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang pada Maret 2021 berada di 93,4. Meningkat dibandingkan dengan 85,8 dan 84,9 pada Februari dan Januari 2021 dan mencatat rekor tertinggi sejak Desember 2020.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, maka artinya konsumen cenderung pesimistis memandang perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.

Meski masih di bawah 100, tetapi terlihat IKK dalam tren meningkat. Jika keyakinan ini bisa dijaga, atau bahkan ditingkatkan, maka bukan tidak mungkin pada bulan-bulan mendatang sudah bisa menembus level 100.

Masih dari survei yang sama, Bank Indonesia mencatat porsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi mencapai 74,4% pada Maret 2021. Ini adalah rekor tertinggi setidaknya sejak 2012.

"Responden menyampaikan bahwa perkembangan program vaksinasi dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 yang berjalan lancar turut mendorong penguatan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi," sebut laporan BI.

Ingat, konsumsi adalah tulang punggung perekonomian nasional. Kontribusi konsumsi rumah tangga dalam pembentukan PDB di atas 50%. Jadi saat konsumsi bangkit, maka niscaya pertumbuhan ekonomi bakal terungkit.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Capai Puncak, Ekonomi RI Kuartal III Diramal Tumbuh 5,6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular