Jokowi Mau Ekonomi Tumbuh 7% & Keluar dari Resesi, Bisakah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya target yang lumayan ambisius. Kepala Negara ingin agar pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 bisa di atas 7%.
"Kita harus bisa meningkatkan, menaikkan (pertumbuhan ekonomi) paling tidak di atas 7% di kuartal kedua. Begitu di kuartal II bisa mencapai angka yang tadi saya sampaikan, kuartal berikutnya akan menjadi lebih mudah," kata Jokowi.
Bagi Indonesia, kerinduan akan pertumbuhan ekonomi positif memang sudah menggebu-gebu. Dalam tiga kuartal terakhir 2020, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mengalami pertumbuhan negatif alias kontraksi.
Padahal kontraksi PDB dua kuartal beruntun saja sudah masuk kategori resesi. Jadi sampai saat ini Indonesia masih terjebak, belum bisa keluar dari 'lumpur' resesi ekonomi.
Pada kuartal I-2021, kemungkinan resesi masih berlanjut. Proyeksi Kementerian Keuangan untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 adalah -0,1% hingga -1%.
"Untuk kuartal I-2021, kami di Kementerian Keuangan memperkirakan dalam kisaran -1% yang terdalam hingga -0,1%. Kita berharap di zona netral, mendekati -0,1%," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, belum lama ini.
Oleh karena itu, wajar jika Jokowi (dan seluruh rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia) begitu mendamba ekonomi bisa tumbuh kembali. Peluang ke arah sana memang terbuka pada kuartal II-2021.
Sebab, kondisi kuartal II-2020 (yang dijadikan pembanding) adalah titik nadir. Kala itu, kontraksi ekonomi Tanah Air mencapai 5,32%, terparah sejak krisis ekonomi 1998.
Jadi kalau ada perbaikan sedikit saja, maka ekonomi pasti tumbuh positif. Dalam dunia statistik, ini disebut low base effect.
Halaman Selanjutnya --> Ekonomi Bisa Tumbuh 7%?