Target Pertumbuhan 7% Kayaknya Ketinggian, Pak Jokowi...

Redaksi, CNBC Indonesia
15 April 2021 09:41
Presiden Joko Widodo Saat Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Nasional Alim Ulama PKB, 8 April 2021 (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo Saat Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Nasional Alim Ulama PKB, 8 April 2021 (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan ekonomi tumbuh 7% pada kuartal II 2021. Target yang terlalu optimis, padahal untuk Januari hingga Maret 2021, ekonomi Indonesia masih kontraksi.

Ekonomi pada logikanya bisa melompat tinggi setelah melalui masa krisis. Seperti Indonesia yang tahun lalu alami pertumbuhan -5,32%. Tapi sayangnya krisis belum usai, pandemi covid 19 sebagai biang kerok masih berlangsung. Sehingga lompatan yang diharapkan sulit terjadi.

"Jangan kaget kalau ekonomi kuartal II ekonomi melonjak. Tapi kalau 7% terlalu tinggi, paling sekitar 5%," ungkap ekonom senior Chatib Basri kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Beberapa data memang sudah menunjukkan perbaikan. Mulai dari laju penyebaran kasus positif Covid-19 yang terus melandai sejak dua bulan terakhir meskipun mobilitas masyarakat terus alami peningkatan.

Sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Mobilitas pada sektor perdagangan retail dan rekreasi adalah -17% lebih rendah jika dibandingkan pada bulan Februari 2021 sebesar -22,2% dan Januari -24,3%.

Kemudian penjualan kendaraan bermotor dan ritel juga meningkat, walaupun belum mendekati situasi normal.

Proyeksi yang sama juga disampaikan oleh Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual. Kebijakan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) properti dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil mendorong konsumsi, tetapi belum signifikan.

Sementara itu Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah memiliki proyeksi yang lebih rendah yaitu 0,5 sampai 1,5%. Alasannya, peningkatan mobilitas masyarakat sudah pulih tapi masih jauh dari normal.

Proyeksi Ekonom Bank Permata Josua Pardede cukup berbeda yaitu sebesar 6%. Berbagai langkah stimulus yang dilakukan Pemerintah terutama di sektor otomotif dan properti baru dimulai pada akhir kuartal I dan akan berdampak pada kuartal II.

Meski demikian ada juga yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari pemerintah. Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro dalam risetnya menyampaikan proyeksi sebesar 7,82%. Sementara untuk keseluruhan tahun 4,3%.

Perlu digarisbawahi, analisis yang dipublikasikan Bahana Sekuritas memiliki catatan. Untuk mencapai angka yang diperkirakan, maka harus diiringi dengan pengendalian kasus Covid-19 dan pemerintah tidak melakukan lockdown total untuk kedua kalinya.

Selain itu, program vaksinasi juga berjalan sesuai target di mana 46% populasi sudah menerima vaksin pada akhir tahun. Dan terakhir, kegiatan ekonomi secara perlahan berangsur normal sepanjang tahun ini.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seramnya Ramalan Jokowi: Ekonomi Kuartal III Lebih Berat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular