Newsletter

Menunggu Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi dari "Pasar Baru"

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
15 March 2021 06:25
Wall Street
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup beragam pada perdagangan terakhir pekan lalu. Dow Jones selama sepekan terhitung menguat 3,07%, sama seperti penguatan Nasdaq yang berkisar 3%, sementara indeks S&P 500 menguat 3,2%.

Sebelumnya di perdagangan awal, indeks Wall Street berayun ke jalur merah menyusul kekhawatiran seputar efek kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS terhadap kinerja emiten teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,9% di posisi 32.778 pada Jumat, sementara S&P 500 naik tipis 0,1% ke 3.943 sedangkan Nasdaq yang berisi saham-saham teknologi minus 0,59% di posisi 13.319.

Saham-saham pendorong S&P 500 di antaranya ViacomCBS yang melesat 10,34% dan Boeing Co yang lompat 6,21%. Saham Boeing juga menjadi pendorong Dow Jones, bersama dengan saham Caterpillar yang naik 4,21% dan Goldman Sachs 1,96%.

Namun, Nasdaq melemah seiring dengan kenaikan yield obligasi acuan di AS. Saham saham JD.Com anjlok 6,66% diikuti Facebook (-2%), Netflix (-0,96%), Tesla (-0,84%), Amazon (-0,77%), Apple (-0,76%), dan Microsoft (-0,58%).

"Yield yang lebih tinggi dan bank sentral yang kurang dovish kini dinilai sebagai ancaman terbesar bagi pasar saham," tutur Ralf Preusser, perencana investasi surat utang Bank of America, sebagaimana dikutip CNBC International, Sabtu (13/3/2021).

Investor di AS saat ini juga tengah merotasi portofolionya dari saham berbasis teknologi-yang menguat karena mendapatkan berkah kenaikan pengguna selama pandemi-menuju saham siklikal (yang menguat ketika pandemi mereda dan kondisi ekonomi membaik).

Akibatnya, dalam 4 pekan terakhir secara beruntun kinerja Nasdaq tertinggal jika dibandingkan dengan Dow Jones. Ini merupakan fenomena yang langka di bursa AS. Terakhir, kondisi demikian terjadi pada April-Mei 2016 dan pada 2011.

Jack Ablin, pengelola investasi di Cresset, menilai kondisi saat ini agak berbeda di mana saham teknologi cenderung tidak menunjukkan tajinya, sehingga indeks Nasdaq kalah performanya terhadap Dow Jones. Dia pun memutuskan melepas saham teknologi dan mengejar saham manufaktur, finansial, dan energi.

Menurut laporan Ned Davis Research, Nasdaq berisiko anjlok 20% lagi jika yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun (yang menjadi acuan pasar surat utang Negara Adidaya tersebut) naik hingga menyentuh level psikologis 2%.

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS bakal menekan kinerja mereka karena sifat bisnis mereka yang memang padat modal dan gemar menerbitkan surat utang. Imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun itu pada Jumat kembali naik ke 1,642%.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular