Newsletter

The Fed akan Lancarkan Operation Twist, IHSG Siap Melesat!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 March 2021 06:31
Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Turunnya yield Treasury langsung membawa bursa saham AS (Wall Street) meroket pada perdagangan Senin waktu setempat.

Indeks Dow Jones menguat 1,95%, S&P 500 meroket 2,38%, dan Nasdaq memimpin setelah melesat lebih dari 3%. Sepanjang pekan lalu ketiga indeks ini terpuruk akibat naiknya yield Treasury.

Yield yang tinggi akan memikat investor mengalihkan dananya dari bursa saham ke pasar obligasi.

"Yield sangat menentukan. Di kisaran 1,5%, yield obligasi bisa kompetitif dibandingkan dividend yield di pasar saham. Ingat, tidak ada risiko di obligasi, uang Anda kembali 100%," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel yang berbasis di Virginia (AS), seperti dikutip dari Reuters.

Emiten teknologi paling terpukul kenaikan yield karena mereka haus pendanaan dari surat utang. Kenaikan imbal hasil akan berujung pada kenaikan beban pembiayaan mereka.

"Rotasi yang besar berarti pembalikan secara taktis jika yield terus turun," tutur Keith Parker, perencana saham UBS, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Dari sisi vaksinasi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) memberikan izin penggunaan vaksin sekali suntik besutan Johnson & Johnson untuk orang berumur 18 tahun ke atas. Perseroan menyiapkan dosis awal sebanyak 4 juta.

Stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun yang diperkirakan tidak lama lagi akan cair juga memberikan sentimen positif ke pasar saham.

House of Representative (Dewan Perwakilan Rakyat/DPR) AS pada Sabtu (27/2/2021) pagi waktu setempat sudah meloloskan rancangan undang-undang kebijakan fiskal senilai US$ 1,9 triliun, dan kini diserahkan ke Senat AS.

"Kini, rancangan undang-undang sudah diserahkan ke Senat AS, saya berharap mereka akan bertindak cepat. Kita tidak perlu membuang waktu," kata Presiden AS Joseph 'Joe' Biden.

"Jika kita bertindak sekarang - tegas, cepat dan berani, kita akhinya akan bisa mengatasi virus (Covid-19) ini. Kita pada akhirnya akan menggerakkan perekonomian lagi," tambah Biden.

Berbeda dengan DPR AS yang dikuasai Partai Demokrat, Senat AS kini sama kuat. Partai Demokrat dan Partai Republik sama-sama memilki 50 kursi. Sehingga rancangan undang-undang (RUU) tidak akan lolos dengan mulus.

RUU tersebut diharapkan lolos sebelum 14 Maret, sebelum stimulus fiskal yang ada saat ini berakhir. Lolosnya RUU tersebut akan menjadi kabar bagus, sebab roda perekonomian di AS akan berputar lebih kencang.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular