
Duh! Perhatian Pasar (Terpaksa) Balik Lagi ke Isu Pandemi

Perhatian pelaku pasar saat ini lebih tertuju pada risiko utama yang membayangi perekonomian nasional, yakni penanganan pandemi. Perkembangan kasus kematian di Indonesia akibat Covid-19 terus memburuk dan Indonesia menjadi yang terburuk di Asia mengalahkan India.
Berdasarkan data Worldometers per Selasa (2/1/2021), Indonesia memiliki 175.349 kasus aktif, sementara India hanya memiliki 164.278 kasus aktif. Kasus aktif merupakan jumlah orang yang masih dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Indonesia juga menduduki peringkat ke-4 dengan kasus terjangkit terbanyak di Asia, dan peringkat ke-19 dengan kasus positif pada tingkat global. Pertanyaan besar pun muncul seputar daya tampung fasilitas isolasi dan perawatan.
"Perkembangan minggu ini buruk. Kondisi ini harus dipertahankan, angka kematian harus ditekan. Namun pada minggu ini angka kematian naik tajam 25,3% dari pekan yang lalu. Ini adalah kondisi yang jadi perhatian kita bersama," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, Selasa (2/2/2021).
Wiku menegaskan bahwa angka kematian masih mengalami fluktuasi dengan angka kematian yang belum berhasil dikendalikan. Pada minggu ini, angka kematian tercatat sebagai yang tertinggi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus positif bertambah 10.379 menjadi 1.099.687. Kasus meninggal bertambah 304 menjadi 30.581. Akibat kenaikan kasus yang terus terjadi, Wiku mengatakan bahwa saat ini kondisi RS di seluruh Indonesia sudah hampir penuh.
"Banyak berita pasien positif menunggu lama mendapatkan pelayanan, ruangan isolasi atau ICU. Terpaksa harus isolasi mandiri di rumah, meski gejala sedang. Ini harus menjadi refleksi bersama," katanya. Ruang isolasi di Jakarta saja, saat ini telah mencapai 79%.
Jika fasilitas isolasi dan perawatan penuh, maka kurva penularan Covid-19 berpeluang melonjak karena pasien Covid-19 hanya akan melakukan isolasi dan perawatan mandiri yang belum tentu dijalankan dengan efisien dan bahkan berpeluang menulari mereka yang berada di lingkungan terdekatnya.
Hal inilah yang membuat selera investasi pemodal ke bursa saham cenderung tertahan. Ada risiko besar yang membayangi perekonomian nasional jika kasus Covid-19 terus meledak, sementara Pemeberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tak berjalan efektif. Vaksinasi yang menjadi salah satu solusi pandemi pun saat ini belum dijalankan secara masif.
Di sisi lain, saham baterai yang selama ini menjadi salah satu penggerak IHSG berpeluang mendapatkan jeda koreksi, menyusul penjelasan Kementerian BUMN di depan anggota DPR mengenai detil rencana pengembangan industri baterai mobil listrik nasional.
Pahala Nugraha Mansury, Wakil Menteri BUMN, mengatakan besarnya cadangan nikel di Indonesia akan memiliki nilai tambah lebih besar bila diolah menjadi industri hilir seperti baterai kendaraan listrik. Apalagi, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Dia mengatakan, dampaknya ke perekonomian Indonesia bisa mencapai sekitar US$ 25 miliar atau sekitar Rp 400 triliun pada 2027 mendatang. Namun ini semua, lanjutnya, hanya bisa terjadi bila bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki teknologi.
Perusahaan induk yang dibentuk pemerintah, yakni Indonesia Battery Holding, nantinya bisa membentuk usaha patungan (joint venture) dengan mitra potensial yang membawa modal, teknologi, dan pasarnya.
Perusahaan holding tersebut bakal dibentuk pada semester 1 ini terdiri dari empat BUMN antara lain MIND ID atau PT Inalum (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).
Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik mengakui BUMN tersebut tengah bernegosiasi dengan sejumlah calon mitra seperti perusahaan baterai asal China CATL, perusahaan asal Korea Selatan LG, dan perusahaan kendaraan listrik asal Amerika Serikat Tesla.
Dengan demikian, arah reli yang terbentuk di saham terkait nikel dan logam mineral penyusun baterai sudah benar. Laju koreksi pun berpeluang melambat, karena Tesla bukan lagi faktor kunci, karena masih ada investor strategis lain yang bakal dilibatkan dalam visi baterai nasional.