
Angin Ribut Mulai Reda, tapi Cermati Koreksi 'Saham Baterai'

Hari ini, suasana masih sejuk dengan minimnya sentimen negatif yang bisa membalikkan optimisme pelaku pasar yang terbangun kemarin. Jika kondisi ini terus terjaga, maka bursa saham berpeluang melanjutkan relinya, kecuali untuk saham yang terkait dengan mobil listrik.
Secara fundamental, pelaku pasar mendapatkan konfirmasi bahwa kebijakan baru terkait pembatasan sosial untuk mengatasi gelombang kedua pandemi tidak terlalu memukul aktivitas manufaktur.
Bursa saham di Asia Pasifik kemarin melaju setelah aktivitas manufaktur China pada Januari masih ekspansif, meski agak melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Survei Caixin/Markit menunjukkan bahwa Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) berada di angka 51,5 pada Januari. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka dunia usaha berada di fase ekspansi dan jika di bawah 50 berarti melesu.
Data PMI Korea Selatan (Korsel) dan Indonesia juga demikian. PMI manufaktur Korsel periode Januari 2021 versi Markit berekspansi ke 52,2 dari sebelumnya pada Desember 2020 di angka 51,3. PMI Indonesia periode Januari 2021 sebesar 52,2. Naik dari bulan sebelumnya di 51,3.
"Sektor manufaktur Indonesia masih berada di jalur pemulihan pada awal 2021. Produksi industri dan pesanan baru (new orders) meningkat ke posisi tertinggi," kata Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Ekspansi terjadi saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 11 Januari yang sempat dikhawatirkan akan memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia. Namun nyatanya sektor manufaktur Indonesia justru semakin berekspansi.
Akibatnya, saham-saham unggulan yang dalam sepekan lalu terkoreksi memiliki alasan untuk menguat didorong ekspektasi pemulihan ekonomi dalam jangka menengah yang akan membantu kinerja mereka.
Namun, khusus hari ini saham yang terkait dengan industri nikel dan baterai mobil listrik perlu diwaspadai. Pasalnya, tim Tesla menunda rencana survei pembangunan pabrik baterai untuk waktu yang belum pasti, karena terkendala pembatasan kedatangan warga negara asing (WNA)
Sebelumnya, Tesla sempat akan ke Indonesia awal Januari lalu diundur pada Februari 2021. Namun, kemarin Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan perwakilan Tesla membatalkan kunjungannya ke Indonesia pada Februari 2021.
"Iya [jadwal kedatangan akan mundur dari Februari 2021]," ucap Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi seperti dikutip dari CNN Indonesia, Senin (1/2/2021).
Dari luar negeri, Gubernur Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari menegaskan bank sentral akan tetap menjaga suku bunga di level sekarang hingga ekonomi mencapai tingkat pengangguran mendekati nol persen dan inflasi melewati anga 2%.
Untuk itu, program pembelian surat berharga di pasar masih akan dipertahankan, senilai US$ 120 miliar hingga ada "kemajuan yang substansial " untuk mencapai tujuan tersebut. Ini menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar dunia karena keberadaan stimulus akan menjaga likuiditas di pasar keuangan.
(ags/ags)