
Lupakan Joe Biden! Kembali ke Covid-19, Lockdown dan PPKM

Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) kemarin mengumumkan kebijakan moneter, masih tanpa perubahan dari sebelumnya, namun proyeksi pertumbuhan ekonomi diperbaharui.
BoJ mempertahankan kebijakan yield curve control (YCC), dengan suku bunga acuan -0,1%, dan yield obligasi tenor 10 tahun dekat 0%.
Dalam konferensi pers yang digelar kemarin, Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun fiskal 2021 menjadi 3,9%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 3,6%.
Kuroda juga memperingatkan meski proyeksi pertumbhan ekonomi dinaikkan, risiko kemerosotan juga meningkat sebab kebijakan pembatasan sosial yang lebih ketat akibat penyebaran Covid-19 bisa mempersulit pemulihan ekonomi yang rapuh.
Selain itu kemarin malam, European Central Bank (ECB) juga mengumumkan hasil rapat kebijakan moneter pertama di tahun ini. ECB memutuskan masih mempertahankan kebijakannya, suku bunga acuan tetap 0%, kemudian stimulus moneter dengan program pembelian obligasi atau yang disebut Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP) tetapi senilai 1,85 triliun euro atau setara US$ 2,25 triliun dan akan berlangsung hingga Maret 2022.
Meski demikian, ECB mengatakan siap bertindak dengan menambah stimulus jika perekonomian kembali memburuk.
Presiden ECB, Christine Lagarde mengatakan pandemi Covid-19 masih memberikan "risiko yang serius" bagi perekonomian zona euro. Apalagi, banyak negara zona euro kembali mengetatkan pembatasan sosial guna meredam penyebaran Covid-19.
"Dimulainya vaksinasi di wilayah zona euro menjadi langkah penting dalam menanggulangi krisis kesehatan. Meski demikian, pandemi Covid-19 masih menimbulkan risiko yang serius bagi kesehatan masyarakat dan ekonomi zona euro serta global," kata Lagarde sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (21/1/2021).
Jerman di pekan ini mengumumkan lockdown diperpanjang hingga 14 Februari mendatang. Belanda akan memberlakukan jam malam mulai pekan ini, Prancis juga memperketat jam malamnya, sementara Portugal menutup sekolah mulai hari ini.
Alhasil, bursa saham Eropa yang sebelumnya menguat berbalik ke zona merah pada perdagangan Kamis kemarin.
Hal tersebut menunjukkan Covid-19 masih menjadi ketakutan para pelaku pasar, bahkan saat vaksinasi massal sudah dimulai di banyak negara.
Rilis data purchasing managers' index (PMI) manufaktur dan jasa di Eropa bisa menunjukkan seberapa besar efek pengetatan pembatasan sosial yang dilakukan. Tetapi data-data tersebut baru dirilis setelah pasar keuangan Indonesia ditutup.
(pap/pap)