
Lupakan Joe Biden! Kembali ke Covid-19, Lockdown dan PPKM

Wall Street yang bervariasi pada perdagangan Kamis kemarin mengindikasikan euforia dari dilantiknya Joe Biden mulai memudar.
Selain itu, reli yang terjadi belakangan ini telah mengangkat valuasi Wall Street ke level tertinggi sepanjang sejarah, membuat pelaku pasar waspada akan kemungkinan terjadinya koreksi. Indeks S&P 500 sepanjang tahun ini sudah menguat 2,6%, sementara Nasdaq melesat nyaris 5%.
Indeks S&P 500 diperdagangkan 22,8 kali laba (earning) per saham atau mendekati level semasa bubble dotcom tahun 2000, menurut catatan FactSet. Secara teknikal, indeks berisi 500 saham unggulan AS itu diperdagangkan 16% di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 200 hari, dua kali dari level normal di situasi bullish sekalipun.
Kehati-hatian pelaku pasar tersebut tentunya bisa berimbas ke pasar Asia hari ini, termasuk IHSG yang kemarin juga mengalami koreksi setelah menyentuh level 6.500.
Apalagi, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali kembali diperpanjang 2 pekan hingga 8 Februari mendatang. PPKM tahap pertama berakhir pada 25 Januari.
Keputusan perpanjangan PPKM tersebut itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/1/2021).
Airlangga menjelaskan, per 20 Januari 2021, tingkat kasus positif Covid-19 akumulasinya 939.948 orang dengan tingkat kesembuhan 81,2%, tingkat kematian 2,9%, dan positivity rate 16,6%.
Sementara kasus baru yang dilaporkan kemarin sebanyak 11.703 orang sehingga total menjadi 951.651 kasus. Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia mulai konsisten di atas 10.000 per hari sejak 8 Januari lalu, artinya meski PPKM sudah diterapkan, penambahan kasus masih tetap saja tinggi.
Diperpanjangnya PPKM tentunya dapat menghambat laju pemulihan ekonomi Indonesia yang berdampak negatif ke pasar.
Jika IHSG berisiko terkoreksi, rupiah justru berpeluang menguat melihat indeks dolar AS yang merosot 0,42% ke 90,093 kemarin.
Ekspektasi segera cairnya stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun setelah Partai Demokrat menguasai DPR dan Senat AS memberikan tekanan bagi the greenback.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari ini (2)
(pap/pap)