Newsletter

Sudah Disuntik Vaksin Covid-19, Apa Kabar Jokowi & IHSG?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 January 2021 06:15
Presiden Joko Widodo menerima vaksinasi Covid-19 Perdana di Indonesia, 13 Januari 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr )
Foto: Presiden Joko Widodo menerima vaksinasi Covid-19 Perdana di Indonesia, 13 Januari 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr )

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sah menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 Sinovac kemarin. Pasar keuangan domestik pun kompak ditutup menguat. 

Di pasar saham, indeks acuan utama IHSG berhasil finish dengan apresiasi 0,62%. Akhirnya IHSG sukses tembus level 6.400 di sesi kedua penutupan perdagangan. Data perdagangan mencatat nilai transaksi mencapai Rp 24 triliun. 

Investor asing masuk dan membeli aset ekuitas domestik senilai hampir Rp 1 triliun di pasar reguler. Sebanyak 243 saham menguat, 244 saham down dan sisanya 143 saham stagnan. 

Kendati Jokowi resmi divaksinasi saham-saham emiten farmasi justru anjlok bahkan sampai menyentuh level auto reject bawah (ARB). Sementara saham-saham komoditas tambang terutama batu bara memimpin penguatan dan menjadi top gainers.

Penurunan imbal hasil (yield) nominal obligasi pemerintah AS juga turut mengerek turun yield nominal Surat Berharga Negara (SBN) rupiah pemerintah RI. Yield nominal obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang sering jadi acuan drop 4,07%. Di saat yang sama SBN tenor 10 tahun juga terkoreksi 0,7%.

Penurunan imbal hasil menunjukkan adanya kenaikan harga. Namun jika mengacu pada indeks pasar untuk keseluruhan obligasi (INDOBeX), harga instrumen investasi pendapatan tetap di Indonesia justru mengalami penurunan. Namun koreksinya sangat tipis cenderung flat.

Mengacu pada data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) indeks acuan utama INDOBeX mengalami penurunan sebesar 0,098 poin atau 0,03% ke 311,61 dari sebelumnya di 311,71.

Beralih ke nilai tukar, penurunan indeks dolar membuat rupiah mengalami apresiasi terhadap greenback. Di pasar spot rupiah ditutup di Rp 14.055/US$ atau menguat 0,46%.

Sementara itu jika mengacu pada kurs referensi BI (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/JISDOR), untuk US$ 1 dibanderol di Rp 14.109. Padahal sehari sebelumnya nilai tukar rupiah sempat berada di Rp 14.231/US$ dan menjadi level terendah sejak tahun 2021 ini. 

Vaksinasi Presiden Jokowi memang berjalan lancar dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube. Bertindak sebagai penyuntik vaksin Presiden adalah Prof. dr. Abdul Muthalib, Sp.PD-KHOM yang merupakan dokter konsultan penyakit dalam onkologi medik (kanker).

Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah memberi label halal dan suci pada vaksin Covid-19 produksi Sinovac tersebut. 

Kemudian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberi lampu hijau untuk vaksin CoronaVac digunakan dalam kondisi darurat (Emergency Use Authorization/EUA) setelah melaporkan tingkat keampuhan (efficacy) berada di angka 65,3%. 

Artinya kelompok yang divaksinasi menggunakan CoronaVac secara teoritis memiliki peluang 65,3% lebih rendah untuk terjangkit Covid-19 daripada orang-orang yang tidak divaksin, karena mengacu pada analisa awal (interim) uji klinis tahap III yang dilakukan di Indonesia.

Kabar baik lainnya adalah sebanyak 15 juta bahan baku untuk produksi vaksin Covid-19 juga telah tiba di Indonesia. Tentu saja ini menjadi katalis positif yang membuat kinerja pasar finansial RI terdongkrak kemarin.

Di bursa saham New York, tiga indeks acuan utama ditutup tak kompak. Hanya indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite saja yang mengalami apresiasi, sementara indeks Dow Jones Industrial terkoreksi tipis. Hingga penutupan perdagangan S&P 500 naik 0,2% dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,4%. Dow Jones ditutup minus 0,03%.

Saham-saham teknologi AS pun memimpin penguatan. Saham Intel melesat 7% setelah ada kabar bahwa CEO perusahaan Bob Swan akan turun dan digantikan oleh Pat Gelsinger efektif per 15 Februari. Saham Netflix dan Amazon menguat masing-masing sebesar 2,7% dan 1,4%. Sementara saham Apple naik lebih dari 1%.

Pada perdagangan sebelumnya harga saham-saham AS berguguran seiring dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun itu melesat ke atas 1%. Namun yield mulai turun meski masih di atas 1%. 

Ekspektasi akan adanya stimulus fiskal tambahan adalah salah satu alasan di balik kenaikan imbal hasil instrumen investasi pendapatan tetap tersebut. Presiden terpilih Joe Biden diperkirakan akan merilis rincian rencana ekonominya pada hari Kamis.

Kemenangan Senat dari Partai Demokrat di Georgia semakin mengukuhkan bahwa Kongres kini telah dikuasai oleh Partai Biru sehingga kemungkinan jalannya stimulus fiskal jumbo bernilai triliunan dolar AS akan lebih mulus.

Mengingat tren kenaikan yield obligasi, Credit Suisse merekomendasikan agar investor lebih memilih sektor yang pro-siklis, termasuk keuangan dan energi. Namun, kenaikan suku bunga dapat menjadi batu sandungan bagi growth stocks yang menjadi primadona pasar selama pandemi.

Sementara itu kondisi di Washington DC masih panas. DPR AS (The House) sepakat untuk memakzulkan Presiden Donald Trump atas tindakannya yang dianggap menghasut para pendukungnya untuk menyerang Gedung Kongres di The Capitol minggu lalu.

Dalam kerusuhan tersebut setidaknya ada lima orang tewas termasuk anggota polisi The Capitol. Klausul pemakzulan Trump akan akan dikirimkan ke Senat dalam waktu dekat. 

Sebelumnya, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan pada Selasa malam bahwa dia tidak akan mencopot Presiden Donald Trump dari jabatannya karena merasa hal tersebut bukan menjadi prioritas nasional saat ini.

Meski banyak pihak yang mendukung pencopotan Trump termasuk 8 anggota DPR dari Partai Republik, tetapi proses pemakzulan kemungkinan besar sulit untuk dilakukan sebelum pelantikan presiden ke-46 AS pada 20 Januari nanti.

Kinerja Wall Street memang tidak impresif dan cenderung variatif sehingga kemungkinan besar kurang bisa menjadi katalis positif untuk pasar keuangan Asia yang buka pada pagi hari ini, Kamis (14/1/2021).

Pelaku pasar perlu mencermati sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar hari ini baik dari domestik maupun global. Dari dalam negeri pelaku pasar patut mencermati perkembangan Presiden Jokowi yang kemarin disuntik vaksin Covid-19.

Melalui akun media sosial instagramnya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa Ia berada dalam kondisi baik. Tidak ada gejala apapun setelah disuntik vaksin kecuali sedikit rasa pegal. 

Setelah tiga puluh menit diobservasi tidak ada fenomena Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) yang teramati. Lebih lanjut eks Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan bahwa dirinya akan mendapatkan suntikan kedua vaksin Covid-19 dalam 14 hari ke depan. 

Kemudian sentimen lainnya kini datang dari China. Setelah sekian lama mencatatkan kasus harian Covid-19 yang rendah, China kembali mengalami lonjakan kasus belakangan ini.

Pada hari Rabu, Komisi Kesehatan Nasional melaporkan total 115 kasus baru yang dikonfirmasi di daratan, dibandingkan dengan 55 hari sebelumnya, peningkatan harian tertinggi sejak 30 Juli. Dikatakan 107 dari kasus baru adalah infeksi lokal.

Sebagian besar kasus baru dilaporkan di dekat ibu kota, Beijing, tetapi sebuah provinsi di timur laut jauh juga mengalami peningkatan infeksi. Hebei, provinsi yang mengelilingi Beijing, menyumbang 90 kasus, sementara provinsi Heilongjiang timur laut melaporkan 16 kasus baru.

Kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan membuat China kembali memutuskan untuk mengetatkan langkah-langkah pembatasan sosial. Setidaknya tiga kota di Provinsi Hebei yakni Shijiazhuang, Xingtai dan Langfang dikarantina (lockdown).

Sementara itu Beijing juga meningkatkan kewaspadaan melalui skrining untuk mencegah terbentuknya klaster di wilayah tersebut. Gelombang infeksi kemungkinan akan meredam liburan Tahun Baru Imlek bulan depan, ketika ratusan juta orang biasanya melakukan perjalanan ke kota asal mereka.

Jauh lebih sedikit yang diperkirakan akan melakukan pekerjaan tahun ini, dan banyak provinsi telah meminta pekerja migran untuk tetap tinggal selama liburan.

"Lonjakan kasus besar-besaran tidak mungkin terjadi selama liburan jika tindakan pengendalian dan pencegahan diterapkan dengan benar", kata Feng Zijian, wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, sebagaimana diwartakan Reuters.

Pada dasarnya lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di China patut untuk dicermati mengingat di negara tersebut wabah Covid-19 mulai merebak di awal.

Bagaimanapun juga meihat IHSG yang sudah melaju kencang dalam enam hari perdagangan terakhir, ada potensi untuk terkoreksi. Lagipula secara year to date IHSG telah melesat 7,63%.

Sementara itu jika tren pelemahan dolar AS berlanjut maka ada kemungkinan nilai tukar rupiah menguat dan semakin mendekati level Rp 14.000/US$. Penurunan yield obligasi AS juga masih akan menjadi sentimen pendongkrak harga instrumen pendapatan tetap Tanah Air.

Berikut adalah sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Rilis data ekspor dan impor Korea Selatan bulan Desember 2020 (04.00 WIB)
  • Rilis data ekspor dan impor serta neraca dagang China bulan Desember 2020 (10.00 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Data dan Indikator Ekonomi MakroSatuanNilai
Pertumbuhan Ekonomi Q320%yoy-3.49
Inflasi 2020%yoy1.68
BI 7 Day Reverse Repo Rate November 2020%3.75
Surplus/Defisit Anggaran 2020%PDB-6.34
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan Q320%PDB0.36
Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia Q30US$ Miliar2.05
Cadangan Devisa November 2020US$ Miliar135.9

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg) Next Article Arigatou Mr. Powell! Pasar Saham Jadi Kalem Karenamu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular