
Persiapan Terakhir! IHSG Menuju Penguatan 11 Pekan Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan dalam negeri kembali bervariasi pada Kamis kemarin, saat perdagangan dipenuhi sentimen dari luar dan dalam negeri. Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi perdagangan hari ini, Jumat (18/12/2020), plus Wall Street yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, sehingga pasar saham dalam negeri berpotensi memperpanjang reli menjadi 11 pekan beruntun.
Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,08% ke 6.113,382. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 143 miliar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 21,9 triliun.
Kemudian rupiah akhirnya menguat tipis 0,04% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.085/US$ setelah stagnan nyaris sepanjang perdagangan.
Sementara dari pasar obligasi, harga Surat Berharga Negara (SBN) mengalami penguatan. Yield SBN tenor 10 tahun turun 9,4 basis poin (bps) menjadi 6.007%. Untuk diketahui, pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat harga naik, yield akan turun, begitu juga sebaliknya.
Hampir ke bawah level 6%, yield SBN tenor 10 tahun kini berada di level terendah sejak Mei 2013.
Sentimen positif datang dari eksternal, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menegaskan akan terus melanjutkan program pembelian aset (quantitative easing/QE) dengan nilai setidaknya US$ 120 miliar per bulan "sampai ada perbaikan substansial menuju target pasar tenaga kerja full employment serta stabilitas harga".
Artinya kebijakan moneter ultra longgar masih akan dipertahankan dalam waktu yang lama, sampai pasar tenaga kerja AS kembali mencapai full employment dan inflasi konsisten di atas 2%.
Selain QE, The Fed juga berkomitmen mempertahankan suku bunga acuan <0,25% dalam waktu yang lama.
"Langkah-langkah ini akan memastikan kebijakan moneter akan terus memberikan dukungan yang kuat terhadap perekonomian sampai pemulihan tercapai," kata ketua The Fed, Jerome Powell, sebagaimana dilansir CNBC International.
Di sisi lain, stimulus fiskal di AS juga sepertinya akan cair dalam waktu dekat. Para pemimpin dari Partai Demokrat dan Republik di House of Representatif (DPR) dan Senat AS masih melakukan perundingan.
"Saya optimistis kita bakal bisa mencapai pemahaman dalam waktu dekat," tutur Pimpinan Mayoritas Senat dari Partai Republik, Mitch McConnel, pada Selasa malam setelah pertemuan tersebut.
Sementara itu Pimpinan Minoritas Senat Chuck Schumer mengatakan bahwa para pimpinan "membuat kemajuan, dan semoga kita bisa mencapai kesepakatan segera."
Dari dalam negeri, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengatur pelaksanaan kegiatan perkantoran hingga pusat perbelanjaan selama masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang. Hal ini untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 selama masa liburan akhir tahun ini.
Pengaturan ini dikeluarkan melalui Seruan Gubernur (Sergub) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta nomor 17 tahun 2020 tentang Pengendalian Kegiatan Masyarakat Dalam Pencegahan Covid-19 pada Masa Libur Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Seruan tersebut tidak seketat awal-awal masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tetapi tetap membatasi pergerakan masyarakat, sehingga tingkat konsumsi berisiko tertekan dan menghambat pemulihan ekonomi.
Sementara itu Bank Indonesia (BI) sesuai prediksi mempertahankan suku bunga bunganya saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75%.
Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan perbaikan ekonomi terus berlanjut dengan ekonomi yang tumbuh 5% di 2021.
Bursa saham AS (Wall Street) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis waktu setempat. Ekspektasi stimulus fiskal akan cair sebelum 2020 berakhir mampu mengangkat sentimen pelaku pasar.
Indeks Dow Jones menguat 0,5% ke 30.303,37, S&P 500 naik 0,58% ke 3.722,48, dan Nasdaq memimpin dengan penguatan 0,84% di 12.764,75.
"Stimulus masih menjadi penggerak utama pasar saat ini sampai akhirnya cair, dan terlihat jelas ada upaya untuk menyelesaikan perundingan stimulus dengan baik. Pasar diuntungkan oleh antusiasme tersebut," kata Dan Deming, direktur pelaksana di KKM Financial, sebagaimana dilansir CNBC International.
Kongres (DPR dan Senat) telah mencapai kesepakatan stimulus senilai US$ 900 miliar yang termasuk bantuan langsung tunai (BLT). Namun, paket stimulus tersebut belum memasukkan bantuan untuk pelaku bisnis dan pemerintahan lokal-dua pemicu perbedaan Partai Demokrat dan Partai Republik.
"Kami masih dekat dan kita akan menuju ke sana," tutur Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell sebagaimana dikutip CNBC International. "Kami membuat jalur yang kuat untuk memuluskan jalan paket bantuan pandemi yang bisa mendapat persetujuan kedua belah pihak."
Stimulus kian mendesak setelah data klaim tunjangan pengangguran mingguan menunjukkan ada 855.000 pengangguran baru pekan lalu, menjadi level yang tertinggi sejak September. Ekonom memperkirakan angkanya hanya akan mencapai 808.000.
Sementara itu, Departemen Perdagangan melaporkan angka penjualan ritel anjlok 1,1% pada November, atau lebih buruk dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 0,3%.
Saat ini, kasus Covid-19 di AS telah bertambah rata-rata 215.729 setiap harinya dalam sepekan terakhir. Pada Rabu saja ada 247.000 kasus baru. Hal ini mendorong pemberlakuan pembatasan sosial di beberapa negara bagian.
Kesepakatan stimulus sebesar itu akan "cukup besar untuk membantu menjembatani gap ekonomi ke sisi lain industri yang terpukul paling keras oleh pandemi dan usaha kecil lainnya, mengingat pandemi bisa berakhir secepatnya di kuartal II-2021," tutur Tom Essaye, pendiri The Sevens Report sebagaimana dikutip CNBC International.
Wall Street sebagai kiblat bursa saham dunia, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa kemarin, hal tersebut tentunya mengirim sentimen positif ke pasar Asia hari ini, termasuk IHSG. Dengan demikian, peluang IHSG memperpanjang reli menjadi 11 pekan beruntun terbuka lebar.
Setelah The Fed berkomitmen untuk menerapkan kebijakan moneter longgar setidaknya 2 tahun ke depan, perhatian kini tertuju ke stimulus fiskal.
Kongres AS punya tenggat waktu hingga Jumat malam waktu setempat sebab pemerintahan AS akan mengalami shutdown pada hari Sabtu kecuali anggaran belanja pemerintah kembali diperpanjang selama selama satu minggu, seperti yang dilakukan pada pekan lalu.
Anggaran untuk tunjangan pengangguran akan habis sehari setelah Natal, sehingga stimulus fiskal harus dicairkan sebelum akhir pekan depan. Hal tersebut membuat pelaku pasar optimis stimulus akan segera cair, dan sentimen pun membaik.
Saat sentimen pelaku pasar membaik, rupiah cenderung punya tenaga untuk menguat. Apalagi dolar AS akan mendapat pukulan ganda, dari komitmen The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter longgar dalam waktu yang lama, serta cairnya stimulus fiskal. Jumlah uang yang beredar di perekonomian AS akan meningkat, dan nilai tukar dolar AS akan melemah.
Pasar SBN juga akan diuntungkan, sebab The Fed mengindikasikan akan mempertahankan suku bunga hingga tahun 2023. Artinya yield obligasi (Treasury) AS masih akan rendah dalam waktu yang lama, sehingga obligasi Indonesia dengan imbal hasil yang relative tinggi akan jauh lebih menarik.
Yield SBN tenor 10 tahun saat ini di level 6,007%, sementara Treasury AS tenor yang sama di level 0,9346%.
The Fed memperkirakan inflasi di AS tahun ini sebesar 1,2%, sehingga yield riil yang diperoleh di AS akan menjadi negatif. Sementara itu BI memprediksi inflasi akan di bawah 2% di tahun ini, sehingga yield riil yang diperoleh di Indonesia masih relatif tinggi.
Jika eksternal mengirim sentimen positif, maka ada sentimen negatif dari dalam negeri. Seperti disebutkan di halaman 1, Gubernur Anies menerbitkan Sergub yang berisi aturan yang harus dilakukan oleh setiap warga Jakarta untuk mengendalikan Covid-19.
Pertama, memprioritaskan ada di rumah dan mengurangi kegiatan di luar rumah kecuali untuk kegiatan yang mendasar dan mendesak. Adapun saat melakukan kegiatan mendesak wajib melakukan protokol kesehatan.
Kemudian, pelaku usaha hingga perkantoran hanya boleh dilakukan hingga pukul 19.00 WIB dengan kapasitas jumlah orang yang berada di kantor maksimal 50%.
Begitu juga untuk pusat perbelanjaan, kafe, restoran hingga tempat wisata maksimal pengunjung hanya boleh 50%. Namun jam bukanya lebih lama dari kantor yakni bisa hingga pukul 21.00 WIB.
Khusus pada tanggal 24 Desember - 27 Desember 2020 dan 31 Desember - 3 Januari 2021, bagi yang melaksanakan ibadah hanya boleh dilaksanakan hingga 19.00 WIB.
Jika melihat tren penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sendiri sedang terus menanjak, dan Jakarta masih menjadi penyumbang terbanyak. Sehingga pengendalian memang diperlukan, meski harus berdampak pada melambatnya pemulihan ekonomi.
Kasus baru pada Kamis kemarin sebanyak 7.354 orang, menjadi rekor terbanyak kedua setelah 8.369 yang dibukukan pada 3 Desember lalu. Sejak awal Desember penambahan kasus bisa dikatakan hampir selalu di atas 6.000 per hari.
Jika dilihat dari rata-rata, terjadi kenaikan yang signifikan. Sepanjang 17 hari di bulan Desember rata-rata kasus per hari sebanyak 6.154 kasus, dibandingkan 17 hari sebelumnya di November 4.773 kasus.
Totalnya kasus positif di Indonesia menembus 643.508 orang, dengan kasus aktif Covid-19 atau pasien yang dalam perawatan atau isolasi menembus 97.169 orang. Jumlah ini merupakan rekor dalam kasus aktif sejak pandemi ini terjadi Indonesia.
Sementara kasus baru di DKI Jakarta kemarin bertambah sebanyak 1.690 pasien. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi dalam pertambahan kasus baru dalam 1 hari.
Pertambahan ini membuat total kasus Covid-19 di Jakarta menembus 158.033 orang.
Lonjakan kasus tersebut tentunya bisa menjadi sentimen negatif, dan patut waspada akan terjadi koreksi khususnya di IHSG yang sudah melesat lebih dari 24% dalam hampir 11 pekan terakhir. Begitu juga dengan SBN tenor 10 tahun yang berada di level terkuat dalam lebih dari 7 tahun terakhir.
Jika lonjakan kasus memberikan sentimen negatif, BI kemarin mengirim kabar baik, dan belum sempat direspon maksimal pelaku pasar.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan proses pemulihan ekonomi RI kini sudah berjalan. Ia optimis perekonomian Indonesia akan tumbuh positif pada kuartal IV (Q4) tahun ini, begitu pula tahun 2021 mendatang.
"Kami optimis pertumbuhan ekonomi akan mencapai sekitar 4,8%-5,8% tahun depan dari ekspor, konsumsi dan investasi yang akan paling menonjol," ujar Perry.
Perry juga mengatakan ketidakpastian turun seiring ketersediaan vaksin dan suku bunga rendah di tingkat global. Hal ini juga meningkatkan inflow ke negara berkembang."Ini mendorong penguatan mata uang berbagai negara termasuk Indonesia," kata Perry.
Sementara itu pemerintah telah menyelesaikan dua peraturan pelaksanaan turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja (UU Omnibus Law Ciptaker) dan satu Keputusan Presiden (Kepres) dalam memayungi pendirian dana abadi (Sovereign Wealth Fund) Lembaga Pengelola Investasi yang akan menjadi alternatif pembiayaan untuk pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia. Hal tersebut memberikan sentimen positif ke saham sektor konstruksi, dan menguat tajam kemarin.
Berikut adalah sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Rilis data inflasi nasional Jepang (6.30 WIB)
- Pengumuman kebijakan moneter Bank sentral Jepang (tentative)
- Rilis data penjualan ritel Inggris (14.00 WIB)
- Rilis data iklim bisnis Jerman (16.00 WIB)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Pekan Pertama Ramadan Penuh Tantangan: Semoga Tetap Cuan