
Dow Jones Dibuka Naik 137 Poin Sambut Perkembangan Stimulus

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka naik pada perdagangan Kamis (17/12/2020), menyambut perkembangan vaksin dan harapan cairnya stimulus sebelum akhir tahun.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 137 poin (+0,45%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 30 menit kemudian menjadi 132,1 poin (+0,44%) ke 30.286,68. S&P 500 naik 14,6 poin (+0,39%) ke 3.715,78 dan Nasdaq tumbuh 61,9 poin (+0,49%) ke 12.720,1.
Indeks sektor utilitas dan sektor material menjadi yang berkinerja terbaik di indeks S&P 500, masing-masing meroket lebih dari 1%. Saham Apple juga melonjak lebih dari 1% dan menjadi pendorong utama indeks Dow Jones.
Kongres telah mencapai kesepakatan stimulus senilai US$ 900 miliar yang termasuk bantuan langsung tunai (BLT). Namun, paket stimulus tersebut belum memasukkan bantuan untuk pelaku bisnis dan pemerintahan lokal-dua pemicu perbedaan Partai Demokrat dan Partai Republik.
"Kami masih dekat dan kita akan menuju ke sana," tutur Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell sebagaimana dikutip CNBC International. "Kami membuat jalur yang kuat untuk memuluskan jalan paket bantuan pandemi yang bisa mendapat persetujuan kedua belah pihak."
Stimulus kian mendesak setelah data klaim tunjangan pengangguran mingguan menunjukkan ada 855.000 pengangguran baru pekan lalu, menjadi level yang tertinggi sejak September. Ekonom memperkirakan angkanya hanya akan mencapai 808.000.
Sementara itu, Departemen Perdagangan melaporkan angka penjualan ritel anjlok 1,1% pada November, atau lebih buruk dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 0,3%.
Saat ini, kasus Covid-19 di AS telah bertambah rata-rata 215.729 setiap harinya dalam sepekan terakhir. Pada Rabu saja ada 247.000 kasus baru. Hal ini mendorong pemberlakuan pembatasan sosial di beberapa negara bagian.
Kesepakatan stimulus sebesar itu akan "cukup besar untuk membantu menjembatani gap ekonomi ke sisi lain industri yang terpukul paling keras oleh pandemi dan usaha kecil lainnya, mengingat pandemi bisa berakhir secepatnya di kuartal II-2021," tutur Tom Essaye, pendiri The Sevens Report sebagaimana dikutip CNBC International.
Penguatan tersebut terjadi di tengah sentimen positif penetapan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang tetap di level 0% hingga 0,25%. Federal Reserve (The Fed) juga menyiapkan dana US$ 120 miliar per bulan untuk membanjiri pasar dengan likuiditas jika pemulihan ekonomi masih berjalan lambat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir