
Mohon Maaf Tahun Baru Dilarang Party, Awas IHSG Ambrol

Bursa saham AS (Wall Street) berakhir variatif pada perdagangan Senin waktu setempat, meski vaksinasi masal sudah mulai dilakukan di Negeri Paman Sam. Kemungkinan diterapkannya "full shutdown" atau penutupan penuh di kota New York, menjadi pemicu melemahnya Wall Street.
Indeks Dow Jones di awal perdagangan menguat lebih dari 200 poin hingga menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Tetapi kemudian berbalik melemah 184 poin atau 0,62% ke 29.861,55. Indeks S&P 500 juga turun 0,44% ke 3.647,39. Sementara itu, indeks Nasdaq menguat 0,5% ke 12.440,04.
Walikota New York, Bill De Blasio Senin kemarin mengatakan kemungkinan akan dilakukan "full shutdown" untuk meredam penyebaran Covid-19. Padahal, New York menjadi kota pertama yang dilakukan vaksinasi.
"Kami melihat infeksi virus corona yang sangat cepat, dan tidak pernah terjadi sejak bulan Mei. Kami harus menghentikan laju penyebaran tersebut, atau kapasitas rumah sakit kita akan penuh," kata de Blasio sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (14/12/2020).
Di luar AS pemerintah Jerman juga memutuskan untuk menerapkan partial lockdown alias penguncian wilayah sebagian mulai Rabu (16/12/2020) mendatang. Keputusan itu diambil untuk menekan laju penyebaran virus corona yang melonjak lagi belakangan ini.
Seperti dikutip AFP, Minggu (13/12/2020), partial lockdown akan berlaku hingga 10 Januari 2020.
Kemudian dari Inggris, pengetatan pembatasan sosial juga akan dilakukan di London mulai Rabu tengah malam.
"Ini adalah kebijakan yang melukai pertumbuhan ekonomi global. Pertanyaannya sekarang adalah, berapa negara yang akan menerapkan kebijakan lockdown," kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial, sebagaimana dikutip CNBC International.