Newsletter

Hai Sobat Cuan, Ada Sinyal dari Pak Erick Thohir Buat Pasar

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 December 2020 06:05
Layar Pergerakan Saham
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Sebagai kiblat bursa saham global, kinerja Wall Street yang tak kompak menjadi sentimen kurang baik bagi pasar keuangan Asia yang akan buka pagi ini. Namun kembali melemahnya indeks dolar bisa memberikan sedikit kelegaan di pasar. 

Pasalnya ketika greenback melemah mata uang lain terutama untuk kawasan Asia termasuk rupiah berpotensi untuk menguat.

Teranyar ada kabar dari bank sentral Eropa yakni ECB yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya. Otoritas moneter tersebut memutuskan untuk menahan suku bunga acuan operasi refinancing utama, fasilitas pinjaman marjinal dan fasilitas simpanan masing-masing sebesar 0,00%, 0,25% dan -0,50%.

Tak hanya itu, bank sentral di bawah pimpinan Christine Lagarde juga memutuskan untuk menambah injeksi likuiditas ke sistem keuangan dengan memperbesar nilai pembelian obligasi senilai 500 miliar Euro di tengah maraknya lockdown akibat munculnya gelombang kedua wabah Covid-19.

Bank sentral meluncurkan Program Pembelian Darurat Pandemi (PEPP) awal tahun ini dalam upaya untuk menopang ekonomi blok tersebut saat terguncang oleh pandemi Covid-19.

Setelah ekspansi hari Kamis, total nilai pembelian aset sekarang menjadi 1,85 triliun euro, dan ECB memperpanjang periode pembelian PEPP hingga Maret 2022. Investasi ulang aset yang jatuh tempo dari PEPP juga telah diperpanjang hingga akhir 2023.

Dalam sebuah pernyataan menyusul keputusan tersebut, ECB mengatakan akan melakukan pembelian bersih sampai Dewan Pemerintahan menilai bahwa fase krisis virus Corona telah berakhir.

Selain itu ECB juga menegaskan bahwa suku bunga akan tetap pada level rendah saat ini sampai bank sentral melihat prospek inflasi. 

Stimulus moneter yang digelontorkan oleh ECB tersebut tentu menjadi berita positif untuk pasar. Namun di tengah kabar baik tersebut terselip kabar yang sejujurnya kurang mengenakkan. 

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada hari Kamis ada "kemungkinan kuat" Inggris dan UE akan gagal mencapai kesepakatan perdagangan. Namun kedua belah pihak berjanji untuk melakukan apa pun yang dia bisa untuk menghindari adanya perpecahan.

Sentimen di pasar saat ini memang mixed. Optimisme vaksinasi Covid-19 sudah tak berdampak terlalu signifikan sebagaimana ketika awal-awal terjadi. Investor masih akan cenderung wait and see terutama menanti langkah lanjutan terkait stimulus ronde kedua di AS.

Dari dalam negeri sentimen datang dari Menteri BUMN Erick Thohir. Dalam acara CNBC Indonesia Awards, Erick menyampaikan ada 2 aksi korporasi BUMN pada 2021. Aksi korporasi ini bisa menjadi merupakan yang terbesar sepanjang sejarah BUMN di Indonesia.

Salah satu aksi korporasi tersebut, tuturnya, adalah penggabungan sektor usaha mikro yang berada di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Permodalan Nasional Madani, dan PT Pegadaian.

Sinyak yang diberikan oleh Erick ini tentu bisa menjadi salah satu pertimbangan bagi investor untuk mulai merencanakan investasinya untuk tahun depan yang kurang dari 3 minggu lagi.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular