
Wall Street Kurang Gairah, IHSG Bisa Ikut Merah?

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang kurang menggembirakan. Wall Street yang cenderung merah bisa membikin investor di pasar keuangan Asia kalah mental sebelum bertanding, sehingga memilih untuk bermain aman.
Sentimen kedua, seperti yang disinggung oleh Sliver dari JPMorgan, adalah soal pertumbuhan ekonomi AS. Dalam pembacaan kedua, ekonomi Negeri Adikuasa tercatat tumbuh 33,1% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Tidak berubah dibandingkan pembacaan awal.
Namun yang menarik adalah bagaimana prospek pada kuartal IV-2020. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam laman GDPNow memperkirakan PDB akan tumbuh 11% annualized berdasarkan proyeksi 25 November. Melonjak dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 5,6%.
Benar kata Silver. Ekonomi AS memang masih bisa tumbuh tinggi, tetapi lajunya melambat ketimbang kuartal III-2020. Ini menandakan pemulihan ekonomi AS tidak secepat yang dibayangkan.
Padahal AS (bersama China) diharapkan menjadi mesin mendorong perekonomian dunia karena negara-negara yang belum bisa diharapkan. Negara-negara Eropa dan Jepang sedang bergumul dengan peningkatan kasus positif corona yang memaksa pemerintah memperketat pembatasan sosial (social distancing) yang sama saja menyuntik mati aktivitas ekonomi.
Namun ternyata AS juga belum terlalu bisa menjadi lokomotif perekonomian global. Sementara AS adalah negara konsumen terbesar di dunia, kelesuan ekonomi AS akan dirasakan seluruh negara. Oleh karena itu, sepertinya prospek ekonomi global masih akan suram selagi virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu berhasil dikalahkan.
(aji/aji)