
Dear Investor, Jadi Perlukah Aksi Ambil Untung Hari Ini?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup di zon merah pada perdagangan Selasa (17/11/2020), menyusul aksi jual atas saham peritel obat di tengah buruknya rilis data penjualan ritel.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 167,1 poin (-0,6%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) menjadi 29.783,35 dan S&P 500 surut 0,5% ke 3.609,53. Nasdaq surut 0,2% ke 11.899,34.
Saham Tesla melompat lebih dari 8,2% di pembukaan setelah perusahaan teknologi tersebut bakal resmi menjadi konstituen indeks S&P 500, pada 21 Desember. Sepanjang tahun berjalan, saham perusahan milik Elon Musk tersebut telah melesat 387,8%.
Emiten peritel Walmart sahamnya anjlok 2% meski di sesi pra-pembukaan sempat menguat, sementara Home Depot terkoreksi 2,5% meski melaporkan kenaikan penjualan sebesar 24% pada kuartal lalu.
Biangnya adalah data penjualan ritel per Oktober yang tumbuh lebih lambat yakni sebsar 0,3%, atau jauh berbalik dari proyeksi analis dalam polling Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan 0,5%.
"Wajar jika pasar perlu tarik nafas terlebih dahulu, dan rilis penjulan ritel yang cukup mengecewakan memfasilitasi itu," tutur Chris Larkin, Direktur Pelaksana E-Trade, sebagaimana dikutip CNBC International.
Pada Senin, indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi setelah Moderna merilis hasil uji coba tahap ketiga yang menunjukkan bahwa vaksin besutannya memiliki tingkat efikasi, atau persentase sukarelawan penerima vaksin yang sukses membentuk antibodi, 94,5%.
Kesuksesan tersebut mengamplikasi optimisme pekan sebelumnya ketika perusahaan farmasi AS Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech mengumumkn tingkat efikasi vaksin mereka mencapai lebih dari 90%.
Saham berbasis nilai dikoleksi pemodal pada Senin, sehingga reksa dana iShares Russell 1000 Value ETF (IWD) harganya naik 1,9%, sedangkan reksa dana yakni iShares Russell 1000 Growth ETF (IWF) yang berisi saham dengan pertumbuhan tinggi menguat hanya 0.5%.
"Perusahaan berbasis nilai yang ukurannya lebih kecil biasanya memiliki daya ungkit lebih besar bagi pemulihan ekonomi sehingga keberadaan vaksin yang bisa menghilangkn beban Covid-19 dari perekonomian jelas kabar positif," tulis Bill Stone, Kepala Investasi Stone Investment Partners, sebagaimana dikutip CNBC International.
Sentimen buruk juga masih mengemuka dari angka kasus virus corona, sehingga mengaburkan outlook ekonomi dalam jangka pendek. Dalam sepekan terakhir, AS mencatatkan 1 juta pasien baru virus Covid-19 sehingga total infeksi secara nasional menembus 11 juta, dengan 70.000 di antaranya harus dirawat di rumah sakit.
(ags/ags)