
Biden Effect, Pasar Keuangan Indonesia Mau ke Mana?

Sentimen kedua, kali ini dari dalam negeri, ada rilis data indikator yang patut diperhatikan yaitu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan merupakan leading indicator, indikator mula untuk meneropong ke mana ekonomi akan bergerak, kontraksi atau ekspansi.
Per September 2020, IKK Indonesia masih mengalami kontraksi, dimana angkanya masih di bawah 100, yakni berada di angka 83,4.
Tidak bisa dipungkiri, IKK sempat terpengaruh akibat pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta pada pertengahan September hingga medio Oktober lalu.
Kini PSBB sudah dilonggarkan lagi, kembali ke masa transisi. Ini akan membawa harapan keduanya bisa pulih pada sisa kuartal IV-2020.
Asalkan PSBB tidak lagi ketat, maka roda perekonomian akan berputar meski lajunya masih perlahan. Artinya, ada harapan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 bisa lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya yang -3,49%.
Semoga asa pemulihan ekonomi domestik bisa menjadi sentimen positif di pasar. Kalau ini yang terjadi, maka bukan tidak mungkin IHSG, rupiah, sampai harga obligasi pemerintah bisa menguat lagi.
Sentimen ketiga, yang juga jangan dilupakan yakni terkait rilis data neraca perdagangan dan data ekspor-impor Jerman untuk periode September 2020.
Konsensus yang dihimpun Reuters mencatat ekspor Jerman menurun 2%. Sedangkan untuk impor Jerman juga turun 2,1% pada September 2020. Adapun konsensus data neraca perdagangan Jerman diperkirakan naik menjadi € 19,9 miliar.
(chd/chd)