Newsletter

Hai Investor! Wall Street 'Kebakaran' Lho, IHSG Gimana?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 October 2020 06:31
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Hari ini akan menjadi hari perdagangan terakhir pekan ini. Untuk itu, investor perlu mencermati berbagai sentimen yang bakal menggerakkan pasar. Baik kabar positif maupun negatif memang membanjiri pasar. 

Sentimen pertama datang dari bursa saham New York yang ditutup kebakaran akibat negosiasi soal stimulus yang mandek dan kenaikan kasus infeksi Covid-19 di AS yang cetak rekor. 

Anjloknya tiga indeks saham utama Wall Street secara signifikan menjadi sentimen buruk di pasar saham Asia yang bakal buka pada hari ini. Ada kemungkinan anjloknya Wall Street akan memantik aksi jual aset-aset ekuitas Asia tak terkecuali Indonesia. 

Kasus infeksi Covid-19 secara global sudah tembus angka 43 juta lebih secara kumulatif. Angka kematian akibat penyakit ganas tersebut juga telah melampaui 1,15 juta orang.

AS, India & Brazil menjadi penyumbang kasus total terbanyak secara global dengan masing-masing lebih dari 5 juta kasus. Lonjakan kasus juga banyak terjadi di negara-negara Eropa belakangan ini seperti di Prancis, Spanyol, Inggris, Italia dan Jerman belakangan ini.

Negara-negara Eropa tersebut sejatinya sempat mencatatkan pertambahan jumlah kasus yang melandai. Namun kini harus menghadapi gelombang kedua yang menebar ancaman.

Kenaikan kasus yang signfikan juga bertepatan musim dingin yang biasa berlangsung akhir tahun. Banyaknya kasus baru yang tercatat terutama di Eropa telah membuat prospek pemulihan ekonomi menjadi penuh ketidakpastian. 

Beralih ke kabar baiknya, kandidat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca disebut mampu memicu timbulnya antibodi pada respon kekebalan tubuh lain berupa aktivasi sel T pada kelompok berisiko tinggi yakni lansia.

Saat ini vaksin yang dinamai AZD1222 atau ChAdOx1 nCoV-19 itu sedang berada di fase terakhir uji klinis. Uji klinis sempat dihentikan serempak di berbagai negara pada September lalu setelah seorang relawan di Inggris dilaporkan mengalami gangguan berupa peradangan pada sarafnya (myelitis transversal).

Bahkan belum lama otoritas kesehatan Brazil melaporkan salah satu dokter yang juga menjadi relawan uji kandidat vaksin tersebut dikabarkan meninggal dunia. Namun karena relawan tersebut tidak masuk ke dalam kelompok perlakuan dan tidak ada tanda membahayakan lain sehingga uji coba pun dilanjutkan.

Perkambangan vaksin yang positif setidaknya menjadi kabar bernada positif bagi pasar. Terlepas dari banyaknya perdebatan yang ada vaksin masih menjadi senjata yang dielu-elukan untuk menyelamatkan manusia dari serangan ganas patogen bernama SARS-CoV-2.

Banyak pihak menggantungkan harapan pada vaksin untuk mengembalikan kehidupan normal seperti sedia kala dan menggerakkan roda perekonomian yang sempat mati suri akibat lockdown.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular