Newsletter

Hai Investor! Wall Street 'Kebakaran' Lho, IHSG Gimana?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 October 2020 06:31
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Beralih ke barat tepatnya bursa saham New York, tiga indeks saham utama Wall Street ditutup anjlok ke zona merah dini hari tadi. Ketiga indeks saham acuan terkoreksi dalam. S&P 500 ambles 1,86%, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpangkas 2,29% sementara Nasdaq Composite terpangkas 1,64%.

Kasus infeksi Covid-19 di AS terus melonjak dan membuat pasar saham AS babak belur. Data kompilasi Universitas Johns Hopkins menunjukkan pertambahan kasus infeksi akibat virus Corona harian di AS telah meningkat menjadi rata-rata 68.767 kasus selama tujuh hari terakhir.

Ini adalah sebuah rekor. Pada hari Minggu saja, lebih dari 60.000 kasus dilaporkan. Paman Sam melaporkan lebih dari 83.000 infeksi baru pada hari Jumat dan Sabtu setelah wabah di negara bagian Sun Belt, melampaui rekor sebelumnya sekitar 77.300 kasus

"Bagi saya, ini adalah gelombang kedua pandemi," kata Frank Rybinski, kepala strategi makro di Aegon Asset Management. "Sampai kita berhasil memberantas virus, itu akan menjadi seperti awan abu-abu di pasar." tambahnya.

Melansir CNBC, Rybinski menambahkan bahwa perusahaannya telah "mengurangi risiko" dari portofolionya dalam beberapa bulan terakhir. 

Optimisme seputar kesepakatan soal stimulus lanjutan Covid-19 juga meredup. Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada CNBC dalam acara "Squawk Box" pada hari Senin bahwa pembicaraan telah melambat, tetapi ia menambahkan bahwa negosiasi masih berlangsung.

Ketua DPR Nancy Pelosi, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dalam semua undang-undang kami, kami telah menekankan pentingnya pengujian, tetapi Pemerintah tidak pernah menindaklanjuti. 

"Pasar kemungkinan akan turun lebih rendah dalam waktu dekat (level support pertama S&P 500 di 3.209) dalam menghadapi kekecewaan Stimulus ... kebangkitan virus, dan meningkatnya ketidakpastian pemilihan," kata Julian Emanuel, ahli strategi di BTIG.

"Pukulan ganda dari RUU stimulus yang macet dan kenaikan kasus baru tertinggi adalah pengingat keras dari banyak kekhawatiran yang masih ada di luar sana," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di LPL Financial.

"Sebagian besar data ekonomi baru-baru ini kuat, tetapi ketika Anda melihat sebagian Eropa kembali ke penutupan secara bergulir, itu mengingatkan kita bahwa pertarungan ini masih jauh dari selesai" pungkasnya.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular