Newsletter

Jelang Debat AS, Bagaimanakah Nasib IHSG?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
23 October 2020 06:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia  Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia mayoritas ditutup di zona merah pada perdagangan Kamis (22/10/2020) kemarin. Nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sama-sama melemah, sedangkan harga obligasi pemerintah ditutup bervariasi.

Kemarin, IHSG ditutup melemah tipis 0,07% di level 5.096,44, dimana investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 116 miliar di pasar reguler.

Bursa Asia mayoritas ditutup melemah pada perdagangan Kamis (22/10/2020) kemarin. Tercatat 6 indeks saham melemah dan 5 indeks saham menguat, dimana bursa yang mengalami pelemahan terbesar ada di Jepang.

Sedangkan, nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (22/10/2020). Saat penutupan perdagangan, rupiah berada di level Rp 14.640/US$, melemah 0,21% di pasar spot.

Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga tumbang. hanya dolar Taiwan yang berhasil menguat. Sedangkan, Baht Thailand menjadi mata uang dengan kinerja terburuk, melemah 0,42%, disusul yuan China, dan rupiah menempati posisi terburuk ketiga.

Meski demikian, dolar sebenarnya tidak perkasa, aksi wait and see pelaku pasar yang membuat hari ini jadi milik dolar AS.

Kemudian harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN) ditutup bervariasi pada perdagangan kemarin, ditandai dengan seimbangnya jumlah kenaikan dan penurunan yield SBN tersebut.

Pelaku pasar memantau pembicaraan seputar stimulus AS dengan ketakpastian yang terus membayang terkait bisa-tidaknya kesepakatan diraih sebelum 3 November. Namun demikian, komentar Kepala Staff Ketua DPR Nancy Pelosi, Drew Hammill, menjanjikan optimisme baru.

"Juru bicara dan Menteri Keuangan Mnuchin berbincang pada pukul 14:30 selama 48 menit. Pembahasan hari ini membawa kita kian dekat dengan penandatanganan legislasi stimulus," tulis Hammill dalam akun Twitter setelah penutupan pasar Wall Street.

Keduanya, lanjut dia, berencana bertemu lagi besok. Gedung Putih dan Partai Demokrat terus mempersempit jurang perbedaan seputar prioritas kesehatan, tapi masih banyak yang harus diselesaikan.

Namun, kabar dari Iran yang bakal bertindak untuk mencampuri pemilihan presiden (pilpres) AS dan Rusia telah mendapatkan informasi seputar pemilih membuat sentimen negatif yang telah ada menjadi bertambah. Hal ini menjadikan pelaku pasar semakin khawatir terkait sentimen yang datang.

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup  di zona hijau pada Kamis (22/10/2020), seiring dari optimisme pelaku pasar terkait prospek dari paket stimulus corona di AS, pemulihan dari pasar tenaga kerja AS, dan debat terakhir calon presiden AS.   

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 0,55% atau 154,09 poin ke level 28.364,91, kemudian S&P 500 yang menguat 0,54% atau 18,24 poin ke 3.453,58, dan Nasdaq Composite yang kaya akan teknologi naik 0,19% atau 21,32 poin ke 11.506,01.

Sektor energi dan keuangan merupakan sektor yang tumbuh paling tinggi dibanding sektor-sektor lainnya di S&P 500.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan bahwa kemajuan dalam kesepakatan dengan pemerintahan Trump untuk undang-undang stimulus fiskal akan segera di sahkan,

Namun, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan "perbedaan kebijakan yang signifikan" tetap ada, yang tidak mungkin diselesaikan sebelum pemilihan presiden (pilpres) 3 November mendatang.

"Rumor stimulus ini terus berputar-putar," kata Mike Zigmont, kepala perdagangan di Harvest Volatility Management. "Tapi saya berpikir pasar semakin terbiasa dengan rumor ini dan setiap rumor baru yang datang memiliki dampak yang cenderung kecil."

Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah menegosiasikan stimulus fiskal sekitar US$ 2 triliun, nilai stimulus ini yang ditentang oleh Senat Republik.

Selain itu, data klaim pengangguran AS pada minggu lalu turun menjadi 787.000. Jumlah ini lebih rendah dari ekspektasi pasar yang sebesar 860.000.

Investor sedang memantau debat terakhir calon presiden AS antara sang petahana, Donald Trump (partai Republik) dengan penantangnya, Joe Biden (partai Demokrat) yang akan dilaksanakan pada Kamis malam waktu AS (21:00 EDT) atau pagi hari ini waktu Indonesia (08:00 WIB).

Sementara itu, sekitar seperlima perusahaan di S&P 500 telah merilis laporan keuangan pada kuartal ketiga, di mana 84,1% nya melebihi ekspektasi pasar

Saham Tesla Inc. menguat setelah perusahaan pembuat mobil listrik tersebut mencetak laba sebesar US$ 8,8 miliar pada kuartal III-2020. Angka ini merupakan angka rekor selama lima kuartal berturut-turut.

Pertama, investor patut mencermati debat calon presiden (capres) AS yang akan dihelat pada Kamis malam waktu AS (21:00 EDT) atau hari ini waktu Indonesia (08:00 WIB).

Ada enam topik yang akan dibahas yaitu perang melawan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), keluarga, ras, perubahan iklim, keamanan nasional, dan kepemimpinan.

Memang, aturan masih akan tetap sama seperti debat sebelumnya, namun kali ini, ada yang berbeda dari debat pertama, yakni akan ada aksi mematikan mikrofon dalam debat terakhir Capres AS, sehingga kandidat Capres bisa berbicara tanpa gangguan.

Nantinya saat kandidat berpidato akan sebuah topik yang disajikan selama 2 menit mikrofon lawan akan dimatikan.

Sebelumnya, dalam debat pertama, sang pertahana Donald Trump (Partai Republik) dan penantang Joseph 'Joe' Biden (Partai Demokrat) mempertontonkan debat yang 'liar'. Saling potong dan tidak taat aturan debat menjadi warna yang dominan.

Selain debat terakhir calon presiden AS, pelaku pasar juga patut mencermati data ekonomi yang dirilis hari ini.

Banyak agenda dan data ekonomi yang akan dirilis. Salah satunya adalah rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) untuk periode Oktober 2020.

Adapun negara-negara yang akan merilis data indeks PMI-nya adalah Australia, Jepang, zona Euro, Inggris dan Amerika Serikat (AS).

Di Jepang, selain PMI hari ini juga akan dirilis data inflasi pada September 2020.

Sedangkan di Inggris, selain PMI, data ekonomi lainnya yang akan dirilis hari ini adalah indeks keyakinan konsumen (IKK) GfK periode Oktober 2020, indeks penjualan eceran periode September 2020 dan  indeks harga non-migas periode September 2020

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1.       Rilis data PMI Markit Australia periode Oktober 2020 (05:00 WIB)
  2.       Rilis data indeks keyakinan konsumen (IKK) GfK Inggris periode Oktober 2020 (06:01 WIB)
  3.       Rilis data tingkat inflasi Jepang periode September 2020 (06:30 WIB)
  4.       Rilis data PMI Jibun Bank Jepang periode Oktober 2020 (07:30 WIB)
  5.       Debat terakhir calon Presiden AS (08:00 WIB)
  6.       Rilis data penjualan eceran Inggris periode September 2020 (13:00 WIB)
  7.       Rilis data indeks harga eceran non-migas periode September 2020 (13:00 WIB)
  8.       Rilis data PMI Markit zona Eropa periode Oktober 2020 (15:00 WIB)
  9.       Rilis data PMI Markit Inggris periode Oktober 2020 (15:30 WIB)
  10.       Rilis data PMI Markit Amerika Serikat periode Oktober 2020 (20:45 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan ekonomi (kuartal II-2020 YoY)

-5,32%

Inflasi (September 2020 YoY)

1,42%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (Oktober 2020)

4%

Defisit Anggaran (APBN 2020)

-6,34% PDB

Transaksi berjalan (kuartal II-2020)

-1,18% PDB

Neraca pembayaran (kuartal II-2020)

US$ 9,24 miliar

Cadangan devisa (September 2020)

US$ 135,15 miliar


TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd) Next Article IHSG Sudah Bangkit Saatnya Rupiah Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular