
Semua Mata Tertuju pada China, IHSG Mau ke Mana?

Untuk perdagangan hari ini, investor patut menyimak sejumlah sentimen yang bisa menjadi penggerak pasar. Pertama, tentu perkembangan di Wall Street yang cukup menggembirakan.
Penguatan tipis di New York pada perdagangan akhir pekan lalu bisa menjadi penggairah pasar di Asia, dan bisa berdampak ke Indonesia.
Kedua, kabar positif dari vaksin yang dikeluarkan oleh Pfizer Inc dapat menjadi sentimen positif bagi pasar global.
Mengutip dari Reuters, Sabtu (17/10/2020), setelah pengumuman Pfizer Inc dapat mengajukan otorisasi AS untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkannya dengan mitra Jerman BioNTech pada November, saham Pfizer naik 3,8%.
"Dua penggerak pasar tertinggi adalah jadwal vaksin dan optimisme stimulus," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky.
"Kadang-kadang pasar beranggapan bahwa bahkan jika kita mendapatkan vaksin awal tahun depan itu adalah garis waktu yang sangat agresif dan optimis."
Ketiga, masih terkait lonjakan kasus virus corona (Covid-19) di Eropa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di Benua Biru per 18 Oktober mencapai 7.739.266 orang. Bertambah 153.783 orang dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Perkembangan ini membuat sejumlah negara di Eropa kembali mengetatkan pembatasan sosial (social distancing). Seperti di Perancis, Polandia, hingga inggris yang sudah memberlakukan kondisi darurat nasional.
Dua ibu kota negara besar Eropa, London dan Paris, memberlakukan kebijakan pembatasan sosial yang lebih ketat. Tujuannya untuk membatasi aktivitas warga agar ruang gerak penyebaran virus corona bisa dipersempit.
Ibu kota Prancis dan sejumlah kota besar lain mulai menerapkan jam malam selama sebulan mulai Sabtu pekan lalu. Kebijakan ini berdampak terhadap mobilitas hampir sepertiga dari total penduduk Prancis yang berjumlah sekitar 67 juta.
"Kita bisa melalui ini jika kita bersama," tegas Emmanuel Macron, Presiden Prancis.
Menyeberang ke Inggris, pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson menaikkan status ibu kota London dari wilayah berisiko sedang menjadi tinggi.
Artinya, tidak boleh berkumpul dengan orang-orang dari rumah tangga yang berbeda di dalam ruangan (rumah, restoran, dan sebagainya). Warga juga sebisa mungkin jangan keluar kota, kecuali untuk bekerja, sekolah, merawat orang sakit, dan urusan penting lainnya.
"Situasi akan memburuk sebelum jadi lebih baik. Saya yakin langit cerah akan datang, laut pun akan lebih tenang. Sampai saat itu datang, kita harus berjuang bersama," kata Matt Hancock, Menteri Kesehatan Inggris, seperti dikutip dari Reuters.
Meski tidak seketat Maret-Mei, tetapi tren karantina wilayah (lockdown) kembali merebak di Eropa. Bukan tidak mungkin kawasan lain akan menerapkan hal serupa jika kasus corona terus melonjak.
Oleh karena itu, prospek pemulihan ekonomi dunia sangat tidak pasti. Sebelum virus corona bisa dienyahkan, baik itu dengan vaksin, obat, atau metode pengobatan apa pun, maka sulit berharap hidup bisa normal seperti dulu lagi.
"Bukti nyata dari perlambatan aktivitas masyarakat terlihat di Eropa. Ini menjadi pukulan terhadap upaya memulihkan ekonomi. Pelaku pasar cemas aktivitas masyarakat akan semakin terhambat," sebut Susan Kilsby dan David Croy, Analis ANZ, dalam risetnya.
(sef/sef)