
Semua Mata Tertuju pada China, IHSG Mau ke Mana?

Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama di bursa saham New York menguat pada minggu lalu, walaupun per harinya, Wall Street sempat ditutup melemah.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat tipis 0,07% secara point-to-point, S&P 500 naik 0,19%. Sedangkan sepekan lalu, Nasdaq Composite malah melesat 1,08%.
Secara harian, pada pekan lalu, pergerakan Wall Street cenderung berfluktuatif. Pada awal pekan lalu, ketiga indeks tersebut sama-sama mengalami pelemahan, namun pada akhir pekan lalu, ketiganya mampu menguat, walaupun cenderung tipis.
Hal ini karena pelaku pasar mulai kecewa terkait kabar dari tarik ulur stimulus fiskal. Menteri Keuangan Steven Mnuchin menegaskan bahwa kesepakatan dengan Demokrat di Kongres akan sulit dilakukan sebelum pemilihan umum.
"Kami benar-benar membutuhkan dukungan bipartisan, kami tidak dapat melakukan ini sendiri, jadi saya akan terus bernegosiasi sampai kami dapat menyelesaikan kesepakatan," kata Mnuchin di CNBC International.
Tarik Ulur stimulus masih menjadi sentimen utama pada pekan lalu, menjelang pemilihan umum (pemilu) presiden AS.
Selain itu, pelaku pasar juga kecewa terkait data ekonomi yang dirilis pada pekan lalu, dimana klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 10 Oktober tercatat 898.000, naik dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 845.000. Juga lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 825.000.
Data ekonomi lain juga membuat investor kecewa. Angka pembacaan awal indeks kondisi bisnis keluaran Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang New York periode Oktober 2020 adalah sebesar 32,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yakni 40,3.
Ditengah tarik ulur stimulus fiskal AS dan kekecewaan pelaku pasar terkait data ekonomi Negeri Paman Sam, tersirat kabar positif yang membuat bursa Wall Street ditutup cerah pada akhir pekan lalu, yakni kabar vaksin dari Pfizer Inc.
Mengutip dari Reuters, Sabtu (17/10/2020), setelah pengumuman Pfizer Inc dapat mengajukan otorisasi AS untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkannya dengan mitra Jerman BioNTech pada November, saham Pfizer naik 3,8%.
"Dua penggerak pasar tertinggi adalah jadwal vaksin dan optimisme stimulus," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky, dilansir dari Reuters.
"Kadang-kadang pasar beranggapan bahwa bahkan jika kita mendapatkan vaksin awal tahun depan itu adalah garis waktu yang sangat agresif dan optimis," tambahnya.
(sef/sef)