
Stimulus Ditunda, Insentif Receh Disiapkan, Trump Maunya Apa?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) meroket pada perdagangan Rabu (7/9/2020), menyusul cuitan Presiden AS Donald Trump bahwa dia membuka peluang stimulus terpisah yang lebih kecil di luar yang telah mentok sekarang.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melesat 530,7 poin (+1,9%) ke 28.303,46 menjadi reli harian terbesar sejak pertengahan Juli. Indeks S&P 500 naik 1,7% ke 3.419,45 sedangkan Nasdaq melonjak 1,9% ke 11.364,6.
Saham Amazon, Apple dan Netflix-perusahaan yang kinerjanya tak terkena dampak langsung stimulus-memimpin reli. Saham Amazon dan Apple naik lebih dari 1% sedangkan Netflix menguat 2,2%.
Dalam cuitannya, Trump menyarankan Kongres untuk menyetujui stimulus bagi maskapai AS, dengan menggunakan uang dari sisa anggaran lebih (SAL) stimulus paket 1 sebelumnya. Saham United Airlines melesat 4%, sedangkan Delta Airlines melompat 3,5%.
Mantan taipan properti itu juga mendesak Kongres menyetujui stimulus senilai US$ 1.200 untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi warga AS. Pelaku pasar masih menduga-duga apakah ini berarti Trump membatalkan perintahnya kemarin atau hanya bagian dari manuver politik.
"Ini tentu bukan yang pertama kali kita melihat pasar bereaksi terhadap cuitan Trump dan kemungkinan bukan yang terakhir," tutur Chris Larkin, Direktur Pelaksana E-Trade sebagaimana dikutip CNBC International.
Sentimen pasar juga terangkat berkat pernyataan Eli Lily yang mengatakan tengah meminta persetujuan Food and Drug Administration (FDA), untuk meloloskan produk obat Corona. Saham perusahaan farmasi tersebut pun melonjak 3,4%.
Sebelumnya pada Selasa, Dow Jones ditutup melemah 375,9 poin (-1,3%) ke 27.772,76 setelah Trump mencuitkan pesan penghentian negosiasi. Padahal pada sesi pertama, bursa AS bergerak di jalur hijau.
Keputusan Trump itu berlawanan dengan pesan Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Selasa yang menyerukan perlunya stimulus moneter dan fiskal yang lebih agresif untuk menopang ekonom yang pemulihannya masih "bakal panjang."
Tanpa dukungan itu, bos bank sentral AS itu menilai pemulihan ekonomi akan lambat, berujung kesulitan hidup bagi masyarakat dan pengusaha. Presiden Fed Cleveland Loretta Mester juga menilai penghentian negosiasi stimulus berarti pemulihan ekonomi akan "jauh lebih lambat."
Komite Pasar Terbuka (Federal Open Market Committee/FOMC) akan merilis risalah rapat September, yang mana para bankir bank sentral tersebut memutuskan suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) tak berubah dari level sekarang 0%-0,25%.
(ags/ags)