Newsletter

Kalau Trump Saja Bisa Kena Covid, Apa Kabar Kita-kita?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 October 2020 06:11
Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Infografis/Trump Positif Corona, Rival AS beri dukungan untuk kesembuhannya

Ketika Trump mencuit pesan bahwa dia dan sang istri terpapar Covid-19, bursa saham mengalami koreksi besar-besaran. Indeks S&P 500 ditutup melemah 1%, setelah pekan sebelumnya menguat 1,5%. Pasar memantau ketat perkembangan mantan taipan properti yang bantng setir jadi politisi tersebut.

Terbaru, kondisi Trump yang dirawat di Rumah Sakit Walter Reed dikabarkan membaik. Dokter kepresidenan Sean Conley, pada Sabtu waktu setempat mengatakan bahwa tim medis yang berjaga sangat senang melihat perkembangan kesehatan presiden.

"Pada hari Kamis ia menderita batuk ringan dan hidung mampet serta kelelahan. Sekarang semuanya sudah diatasi dan kondisinya membaik," katannya sebagaimana dilansir CNBC International

Namun, pernyataan Conley berbeda dengan seorang sumber dari Gedung Putih. "Kondisi vital presiden dalam 24 jam terakhir sangat mengkhawatirkan, dan 48 jam ke depan menjadi sangat penting dalam hal perawatannya," kata sumber tersebut kepada beberapa wartawan yang bertugas meliput Gedung Putih.

"Kita belum berada pada posisi penyembuhan total," kata sumber tersebut sebagaimana dilansir CNBC International. Kondisi ini pun membuat agenda piilpres menjadi berantakan. Jadwal debat pilpres masih belum dipastikan sampai sekarang. 

Penantang Trump, yakni mantan Wakil Presiden AS Joe Biden sejauh ini mengungguli Trump dalam polling setelah debat pertama pada Selasa malam waktu setempat, pekan lalu. Tidak heran, muncul kecurigaan bahwa Trump hanya bersandiwara dengan sakitnya tersebut, sebagaimana disebutkan aktivis cum sutradara Michael Moore. 

Pelaku pasar kurang gembira dengan rencana Biden menaikkan tarif pajak jika dia terpilih nanti, tetapi rencananya untuk menggenjot infrastruktur dinilai sebagai sentimen yang positif. Program Trump yakni penurunan tarif pajak lebih disukai pasar, tetapi kondisi perekonomian masih buruk karena dampak pandemi corona yang masih berlarut-larut.

Pasar juga memandang bahwa stimulus yang kini digodok bakal segera keluar setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi meminta maskapai penerbangan untuk tak memecat karyawannya. Dia berjanji akan membuat paket tersendiri atau paket penyelamatan yang bahkan lebih besar untuk menolong industri tersebut.

DPR mengajukan paket stimulus senilai US$ 2,2 triliun pekan ini, tapi belum disetujui faksi Partai Republik. Menteri Keuangan Steven Mnuchin yang didukung faksi Partai Republik mengajukan angka US$ 1,6 triliun.

Di luar itu, pelaku pasar juga memantau pidato Ketua The Fed Jerome Powell di forum Asosasi Nasional Ekonom Bisnis (National Association of Business Economists). Dia diperkirakan bakal mendorong stimulus disahkan untuk membantu pemulihan ekonomi.

Data tenaga kerja terbaru masih mengirimkan sinyal bahwa ekonomi belum bisa berbalik menguat sebagaimana perkiraan. Hanya ada 661.000 lapangan kerja yang tercipta pada September, atau jauh di bawah ekspektsi sebanyak 800.000 posisi.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular