Polling CNBC Indonesia

Nih, 'Ramalan' Terbaru RI Terancam Resesi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 September 2020 10:52
Aktifitas Peti Kemas di Daerah Priok. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Dalam dua bulan pertama kuartal III-2020, ekspor dan impor sama-sama mengalami kontraksi. Ini menjadi sinyal buruk bagi prospek pertumbuhan ekonomi.

Sepertinya ekspor masih sulit untuk diandalkan sebagai salah satu mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Sedangkan impor yang lesu menjadi gambaran bahwa industri manufaktur masih belum ekspansif. Maklum, lebih dari 90% impor Indonesia adalah bahan baku/penolong dan barang modal yang digunakan untuk proses produksi industri dalam negeri.

Dari sisi pengeluaran, ekspor adalah kontributor kedua terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), hanya kalah dari konsumsi rumah tangga. Sementara industri manufaktur adalah penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB dari sisi lapangan usaha.

Oleh karena itu, besar kemungkinan Indonesia akan kembali mengalami kontraksi PDB pada kuartal III-2020. Dengan kontraksi yang sudah terjadi pada kuartal sebelumnya, maka Indonesia sepertinya akan mengalami resesi.

"Aktivitas manufaktur memang mencatat ekspansi pada Agustus, terlihat dari Purchasing Managers' Index (PMI) yang di atas 50. Namun IHS Markit mengungkapkan bahwa inventori perusahaan berkurang, menunjukkan bahwa mereka memilih untuk belum mendatangkan bahan baku baru yang berarti pengusaha masih pesimistis memandang prospek permintaan ke depan. Sepertinya impor bahan baku, yang terkontraksi 13,3% YoY pada Juli, masih akan negatif," papar Anthony Kevin, Ekonom Mirae Asset, dalam risetnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular