
Gaduh Soal Nasib BI Mereda, Mari Fokus Belanja!

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melesat hingga rekor-rekor tertinggi baru dicetak pada Rabu (2/9/2020), mengacuhkan data tenaga kerja yang menunjukkan lemahnya penyerapan tenaga kerja baru.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melesat 454,8 poin (+1,6%) menjadi 29.100,5 menjadi level tertingginya sejak Februari. Nasdaq menguat 1% ke 12.056,44 dan S&P 500 naik 1,5% menjadi 3.580,84 menjadi rekor tertinggi sepanjang masa untuk keduanya.
Saham Coca-Cola menjadi penggerak utama Dow Jones, setelah melesat lebih dari 4%. IBM menyusul dengan melompat lebih dari 3%. Namun, keduanya masih mencatatkan koreksi dalam hitungan tahun berjalan (year to date/YTD).
Sebaliknya, saham Apple dan Tesla longsor masing-masing sebesar 2,1% dan 5,8%, menyusul aksi ambil untung pemodal. Mike Bailey, Direktur Riset FBB Capital Partners, menilai saham semikonduktor mengungguli saham produsen piranti lunak (software) yang menandakan adanya rotasi pasar.
"Kita sedang menyaksikan aksi beli yang sepertinya tertuju pada saham yang memiliki pertumbuhan dalam jangka panjang, menghindari saham teknologi yang valuasinya sudah gila-gilaan," tuturnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Reli Wall Street menafikan data buruk tenaga kerja yang dirilis. ADP mengumumkan bahwa slip gaji pekerja swasta di AS bertambah 428.000 pada Agustus, atau jauh di bawah ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones sebelumnya yang berujung pada estimasi sebesar 1,17 juta.
Kepada CNBC International, Kepala Investasi Bleakley Advisory Group Peter Boockvar mengatakan bahwa laju penyerapan tenaga kerja telah benar-benar melambat dalam dua bulan terakhir, di mana angkanya berkisar 320.000.
"Rilis ini membuat laporan data tenaga kerja BLS pada Jumat nanti menjadi menarik, bukan hanya karena angka penggajian swasta pada Juli tercatat 1,46 juta, tapi estimasi Agustus juga berujung angka 1,29 juta, jauh berbeda dan jauh di atas apa yang dikeluarkan ADP," ujarnya.
Selain itu, ada kabar positif dari industri otomotif, di mana Autodata mengumumkan bahwa pada Agustus Negara Adidaya tersebut mencatatkan penjualan otomotf sebanyak 15 juta. Meski angka itu secara tahunan turun 11%, tetapi menjadi level yang tertinggi sejak Februari.
(ags/ags)