Newsletter

Saatnya Lihat ke Pasar Global, Harapan Reli Muncul dari Sini

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
02 September 2020 06:20
Produksi minyak AS
Foto: Doc. Reuters

Secara fundamental, perekonomian dunia memang masih belum pulih, akibat krisis pandemi yang memicu pembatasan sosial dan bahkan karantina wilayah (lockdown). Namun, naga-naganya, aktvitas manufaktur negara maju mulai berangsur membaik terlihat dari positifnya data Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) baru-baru ini.

Institute for Supply Management (ISM) menyebutkan PMI di level 56, yang merupakan angka tertinggi dalam 19 bulan terakhir. Ini mengindikasikan bahwa sektor manufaktur Negara Adidaya itu kian optimistis dan tengah berkembang. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi, dan sebaliknya di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

Optimisme itu sejalan dengan penguatan harga komoditas utama dunia sepanjang bulan lalu, yang mengindikasikan pertumbuhan permintaan di pasar menguat karena aktivitas industri mulai bergeliat. Pada Agustus, minyak mentah mencatatkan kinerja terbaik di antara tiga komoditas utama Indonesia. Minyak sawit mentah (CPO) berada di posisi kedua, disusul batu bara.

Pelaku pasar bakal mencari konfirmasi tambahan seputar sinyal adanya geliat perekonomian global dari data-data industri yang bakal dirilis hari ini. Pagi ini, American Petroleum Institute (API) melaporkan bahwa stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) Agustus ternyata berkurang 6,36 juta barel, melanjutkan penurunan pada bulan Juli sebesar 4,5 juta barel.

Ini jauh lebih besar dari konsensus pasar yang dihimpun Tradingeconomics yang berujung pada estimasi penurunan sebesar 1,95 juta barel saja. Artinya, konsumsi energi utama dunia tersebut lagi ngegas. Saham-saham minyak yang selama ini sudah "berdarah-darah" pun berpeluang menjadi sasaran beli, guna menjaring keuntungan jangka pendek.

Dari Korea Selatan, inflasi Agustus bakal dirilis di mana pelaku pasar memperkirakan angkanya bakal meningkat menjadi 0,4% (secara tahunan), dari posisi sebelumnya 0,3%. Dengan kata laiin, konsumsi masyarakat Negeri Ginseng ini diekspektasikan membaik yang bakal kian memicu permintaan di sektor riil.

Kembali ke AS, bakal ada rilis data pesanan pabrik (di luar sekor transportasi) per Juli, di mana Tradingeconomics memperkirakan angkanya bakal bertumbuh menjadi 4,5% dari posisi sebulan sebelumnya 4,4%.

Jika data-data yang semarak tersebut menyerbu pasar global hari ini, maka tak ada alasan kuat bagi IHSG untuk bermuram durja.

(ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular