
Jaga Nafas! Inflasi Rendah, Manufaktur Masih Terkontraksi

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup variatif pada perdagangan Senin (31/8/2020), menyusul aksi ambil untung pemodal. Indeks Dow Jones Industrial Average drop 223,82 poin (-0,8%) ke 28.430,05 dan S&P 500 melemah 0,2% ke 3.500,31.
Namun, demikian secara bulanan keduanya mencatatkan reli, masing-masing sebesar 7,6% dan 7%, atau menjadi kinerja bulanan per Agustus yang terbaik sejak tahun 1984 dan 1986.
Sementara itu, indeks Nasdaq menguat 0,7% ke 11.775,46 berkat dua saham teknologi yang melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split), yakni saham Apple dan Tesla. Keduanya ditutup meroket masing-masing sebesar 3,4% dan 12,6%.
Saham-saham perbankan berguguran seperti misalnya JPMorgan Chase, Citigroup, Bank of America dan Wells Fargo dengan koreksi masing-masing mencapai 2%. Aksi jual terjadi setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS melemah.
Pelemahan imbal hasil, yang mengindikasikan penguatan harga karena aksi beli pemodal atas aset pendapatan tetap tersebut, terjadi setelah Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida menegaskan bahwa suku bunga acuan tak bakal naik hanya karena angka penangguran turun.
Namun secara teknikal, Indeks S&P 500 telah mengonfirmasi terbentuknya pasar bullish dan menguat selama 5 bulan beruntun. Menurut data Suntrust Advisory, reli demikian hanya terjadi 26 kali sejak tahun 1950. Sebanyak 96% dari itu berujung pada penguatan di akhir tahun.
"Pejabat The Fed [bank sentral AS] terus mendorong pasar saham lebih tinggi dengan berkomitmen mempertahankan suku bunga acuan mendekati level nol persen untuk waktu yang sangat lama," tutur Ed Yardeni, Kepala Perencana Investasi Yardeni Research, dalam laporan riset, sebagaimana dikutip CNBC International.
Awal bulan ini, The Fed memangkas suku bunga acuan mendekati nol dan terus menggencarkan pembelian aset untuk mendorong ekonomi di tengah pandemi. Pekan lalu bank sentral merilis pendekatan kebijakan inflasi yang menunjukkan suku bunga acuan bakal ditahan lebih lama.
Sementara itu, Warren Buffett mengumumkan bahwa perusahannya yakni Berkshire Hathaway telah membeli saham hingga lebih dari 5% di lima perusahaan utama Jepang, yakni Itochu Corp., Marubeni Corp., Mitsubishi Corp., Mitsui & Co., dan Sumitomo Corp.
Kelimanya adalah perusahaan pengimpor bahan mentah dan bahan baku mulai dari makanan hingga logam dan memprosesnya menjadi produk setengah jadi untuk dipasok ke para pelaku industri dunia. Ini mengindikasikan bahwa Peramal dari Omaha itu memprediksi bahwa ekonomi global bakal segera pulih.
(ags/ags)