Newsletter

Baru Tembus 5.300, Hati-Hati IHSG Kepeleset

Tri Putra, CNBC Indonesia
26 August 2020 06:20
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan Selasa (25/8/20) ditutup di zona hijau dengan kenaikan 1,17% di level 5.338,88 berhasil ditutup di atas level psikologisnya di angka 5.300.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 338 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 9,3 triliun.

Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (25/8/2020) setelah back-to-back menjadi juara alias mata uang terbaik di Asia. Rupiah mengawali perdagangan dengan impresif, tetapi sayangnya momentum penguatan tersebut gagal dipertahankan.

Melansir data Refinitiv, dalam 2 hari perdagangan saat menjadi juara Asia, rupiah mencatat penguatan lebih dari 1%. Kemudian pagi ini begitu perdagangan dibuka rupiah langsung melesat 0,82% ke Rp 14.550/US$. 

Namun, setelahnya penguatan rupiah terus digerogoti dolar AS, hingga tersisa 0,2% di Rp 14.640/US$ di akhir perdagangan.

Sementara untuk harga obligasi pemerintah bertenor panjang kompak menguat, setelah lelang Surat Berharga Negara (SBN) berujung pada dana perolehan Rp 22 triliun dan terpenuhinya target kupon tertinggi yang dibidik investor sebesar 7,5%.

Kenaikan harga tertinggi terjadi pada SBN berjatuh tempo 5 dan 10 tahun yang terlihat dari penurunan yield (imbal hasil) keduanya sebesar -0,69% dan -0,28% pada Selasa (25/8/2020).

Sebagai catatan, yield surat utang berlawanan arah dari harga, sehingga koreksi yield menunjukkan bahwa harga obligasi tersebut sedang menguat. Yield SBN bertenor 10 tahun menjadi acuan harga pasar obligasi.

Dari dalam negeri dalam Konferensi Pers APBN Kita, Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 bisa negatif sampai 2%.

"Kalau kita lihat di kuartal III downside risk-nya ternyata tetap menunjukkan suatu risiko nyata."

"Untuk kuartal III outlook-nya antara 0 dan negatif 2%," kata Sri Mulyani dalam konferensi persnya, Selasa (25/8/2020).

Sri Mulyani memproyeksikan untuk keseluruhan tahun bisa di negatif 1,1% sampai positif 0,2% untuk 2020. Selanjutnya ia juga menanggapi penerimaan pajak yang kembali turun.

"Penerimaan pajak yang sempat menunjukkan peningkatan pada Juni, kemudian melambat kembali pada Juli. Penerimaan pajak ini menggambarkan kondisi ekonomi nasional kita," katanya, dalam konferensi pers APBN Kita periode Agustus 2020.

Pemulihan ekonomi yang penuh ketidakpastian tergambar dari setoran pajak per sektor. Penerimaan pajak dari industri pengolahan pada Juli terkontraksi -28,91% YoY. Membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang -36,18% YoY.

Namun tidak demikian dengan sektor perdagangan. Setoran pajak dari sektor ini turun -27,34% YoY pada Juli. Lebih dalam ketimbang bulan sebelumnya yang -19,91% YoY.

Nasib lebih parah dialami sektor transportasi dan perdagangan. Pada Juli, setoran pajak dari sektor ini mengalami kontraksi 20,93% YoY. Jauh lebih parah ketimbang Juni yang mampu tumbuh 9,63% YoY.

Sektor transportasi menjadi penting karena merupakan sinyal pergerakan orang dan barang. Setoran pajak sektor transportasi yang anjlok menandakan laba dunia usaha di sektor ini nyungsep, yang penurunan mobilitas. Kala mobilitas turun, sulit berharap ekonomi bisa tumbuh.

Beralih ke bursa efek acuan dunia negeri Paman Sam, Wall Street ditutup bervariatif pada penutupan Rabu (26/8/20) Dow Jones terdepresiasi 0,21%, S&P 200 naik 0,36%, dan Indeks Nasdaq loncat 0,76%.

Kabar kurang menyenangkan datang dari rilis data Indeks Keyakinan Konsumen Amerika Serikat (AS) yang anjlok ke level 84,8 pada bulan Agustus, turun tajam 91,7 dari bulan sebelumnya Juli, angka ini juga jauh lebih parah daripada konsesnus ekonom yang menargetkan Indeks Keyakinan Konsumen naik ke angka 93.

Penurunan ini memang mengecewakan sebab para palekau pasar berharap untuk melihat angka yang baik setelah penurunan penambahan kasus positif corona harian di AS yang tentunya akan menghindarkan Paman Sam dari worst case scenario.

Anjloknya IKK sendiri dianggap oleh berberapa para pelaku pasar sebagai dampak dari sudah hilangnya subsidi bantuan bagi para pengangguran yang terdampak pandemi corona yakni sebesar US$ 600 per minggu.

Anjloknya harga saham-saham di sektor energy terjadi setelah Indeks Dow Jones melakukan review ulang dan kembali mengubah komponen beratnya terutama di saham-saham sektor energi, meskipun turun anjloknya saham sektor energi kemarin tertolong oleh sentimen positif yakni akan berkurangnya probabilitas terjadinya kelebihan suplai minyak mentah setelah perusahaan minyak mentah AS menutup produksinya dalam berberapa hari kedepan karena akan kedatangan tamu tak diundang berupa badai Laura di teluk Meksiko yang menjadi sumber lebih dari setengan produksi emas hitam negara Paman Sam.

Selanjutnya sektor maskapai penerbangan masih dihantui krisis corona dengan sahamnya kembali turun karena tingkat berpergian masyarakat menggunakan pesawat terbang masih rendah yang menyebabkan pegawai di sektor ini terpaksa dirumahkan.

Para pelaku pasar akan memantau rilis data Pemesanan Barang-Barang Tahan Lama (durable goods) yang diharapkan akan meningkat sebanyak 2,2% pada bulan Juli, setelah sebelumnya pada bulan Juni berada di angka 3% dan diharapkan menjadi kenaikan tiga bulan berturut-turut.

Jelang 48 jam lagi sebelum Gubernur Federal Reserve alias The Fed Jerome 'Jay' Powell, yang akan memberikan tanggapan terhadap perekonomian AS saat ini di acara Review Kerangka Kebijakan Moneter Tahunan yang diadakan oleh bank sentral AS tersebut dan para pelaku pasar menganggap Jay bullish di pasar saham.

Jay, sapaan akrab Jerome Powell diekspektasikan akan terus memberikan stimulus moneter untuk membantu perekonomian yang sakit karena diserang pandemi Covid-19. Kebijakan moneter ini biasanya akan membuat dollar AS menjadi lemah, dan membuat emas menjadi semakin kuat.

Selanjutnya kerusuhan di Wisconsin sudah ditetapkan sebagai keadaan gawat darurat oleh Gubernurnya Tony Evers dan Pasukan Pengamanan Nasional akan diturunkan setelah Kota Kenosha terjadi kerusuhan 3 malam berturut-turut.

Kerusuhan ini sendiri terjadi setelah orang kulit hitam yang kabarnya sedang melerai perkelahian di tembak tujuh kali oleh polisi kulit putih di depan ketiga anaknya yang berumur 3,5, dan 8.

Dari dalam negeri, terdapat penundaan pencairan bantuan subsidi gaji selama 4 bulan sebesar Rp 2,4 juta atau Rp 600 ribu per bulan untuk Tahap Pertama yang berpotensi menguntungkan sektor konsumsi dan ritel.

Bantuan
yang akan diberikan kepada peserta BP Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki upah gaji di bawah Rp 5 juta ini ditunda pencairanya hingga paling lama Jumat depan.

"Angg
aran Rp 37,87 triliun dan sudah dikeluarkan dalam bentuk DIPA [Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran]. Bantuan sama, berstandar Rp 600 ribu per bulan selama 4 bulan," kata Sri Mulyani, Senin (24/8/2020)

Berikut sejumlah rilis data yang terjadwal untuk hari ini.

  • Indeks Keyakinan Bisnis Korea Selatan Bulan Agustus (4:00 WIB)
  • Indeks Keyakinan Konsumen Perancis Bulan Agustus (13:45 WIB)
  • Tingkat Tunjangan Pengangguran Perancis Bulan Juli (17:00 WIB)
  • Pembacaan Final Produk Domestik Bruto Meksiko Kuartal Kedua (18:00 WIB)
  • Order Barang Tahan Lama Amerika Serikat Bulan Juli (19:30 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan ekonomi (kuartal II-2020 YoY)

-5,32%

Inflasi (Juli 2020 YoY)

1,54%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (Juli 2020)

4%

Defisit anggaran (APBN 2020)

-6,34% PDB

Transaksi berjalan (kuartal I-2020)

-1,42% PDB

Neraca pembayaran (kuartal I-2020)

-US$ 8,54 miliar

Cadangan devisa (Juli 2020)

US$ 135,1 miliar

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular