Newsletter

IHSG & Rupiah 'Musuhan' Sejak Pekan Lalu, Hari Ini Akur Dong!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 August 2020 06:10
Japan Financial Markets
Foto: Bursa Jepang (AP/Eugene Hoshiko)

BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan bertahan di 4%. Jika sinyal BI tidak akan lagi menurunkan suku bunga semakin kuat, maka rupiah yang berada dalam tren pelemahan sejak 9 Juni lalu berpotensi menguat kembali.

Pada Kamis pertengahan Juli, BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4%.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Youtube Resmi Bank Indonesia, Kamis (16/7/2020).

"Keputusan ini juga mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan tetap menjaga terkendalinya inflasi dan stabilitas nilai tukar," kata Perry.
Total di tahun ini, BI sudah memangkas suku bunga sebanyak 4 kali dengan total 100 bps. Tidak hanya memangkas suku bunga, BI juga memberikan banyak stimulus moneter, tujuannya, guna memacu perekonomian yang nyungsep.

CAD yang membaik, plus inflasi (1,54% YoY di bulan Juli) yang rendah tentunya membuat ruang BI untuk memangkas suku bunga lagi semakin besar.

Tetapi ruang tersebut sepertinya belum akan dimanfaatkan oleh BI. Selain melihat indikator perekonomian yang mulai membaik, jika suku bunga kembali dipangkas, imbal hasil (yield) obligasi tentunya akan semakin menurun. Indonesia bisa kehilangan daya tarik investasinya, aliran modal ke dalam negeri berisiko seret, pasokan valas berkurang pada akhirnya nilai tukar rupiah akan kembali terpukul.

Tekanan bagi rupiah juga sudah terlihat satu bulan terakhir. Sejak BI memangkas suku bunga acuan pada pertengahan Juli lalu hingga hari ini rupiah sudah melemah 1,85%.

Tetapi, Gubernur Perry dalam konferensi pers sesuai menurunkan suku bunga Juli lalu, memberikan pernyataan yang berbeda ketika ditanya mengenai peluang suku bunga kembali di pangkas.

Dalam RDG sebelumnya Perry mengatakan masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga, tetapi pada bulan lalu ia menyebut tergantung dari data-data ekonomi.

"Bagaimana kebijakan suku bunga ke depan, akan kita lihat bagaimana pola pemulihan ekonomi dan dampaknya ke inflasi. Masa-masa pandemi Covid-19 kita harus sering cermati data terbaru untuk merespon suku bunga" kata Perry.

Selain itu, Perry menekankan dalam kondisi saat ini pemulihan ekonomi lebih efektif melalui jalur kuantitas, yaitu bagaimana dari aspek likuiditas dan pendaan, seperti quantitative easing yang sudah dilakukan BI.

Adanya sinyal kuat BI tidak akan memangkas suku bunga lagi, rupiah berpotensi menguat, begitu juga dengan SBN, IHSG juga berpeluang memperpanjang penguatan. Tetapi BI baru akan mengumumkan kebijakan mulai pukul 14:00 WIB, sehingga respon pasar belum akan maksimal. 

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular