
Jangan Takut Resesi! Amerika Serikat Saja Pernah 33 Kali...

Bursa saham AS (Wall Street) berakhir merah pada perdagangan Kamis kemarin, indeks Dow Jones akhirnya melemah setelah mencatat penguatan 4 hari beruntun. Serombongan data ekonomi serta laporan earning korporasi menjadi penggerak Wall Street.
Indeks Dow Jones melemah 0,5% ke 26.734,71, S&P 500 minus 0,34% ke 3.215,57, dan Nasdaq -0,73% ke 10.473, 83.
Data yang dirilis kemarin sebenarnya cukup apik, Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel di bulan Juni naik 7,5% month-on-month (MoM). Meski jauh lebih rendah dari kenaikan bulan sebelumnya 17,7% MoM, tetapi masih lebih tinggi dari hasil polling Reuters sebesar 5% MoM.
Sementara itu penjualan ritel inti, yang tidak memasukkan sektor otomotif naik 7,3% MoM dari sebelumnya yang melesat 12,4% MoM, juga lebih tinggi dari polling Reuters 5% MoM.
Kenaikan tajam di bulan Mei terbilang wajar, sebabnya pada bulan-bulan sebelumnya penjualan ritel minus akibat kebijakan social distancing serta lockdown yang membuat roda bisnis melambat signifikan bahkan mati suri. Sehingga ketika social distancing dilonggarkan dan lockdown dihentikan, penjualan ritel langsung melesat.
Selain data penjualan ritel yang pertumbuhannya cukup apik, aktivitas manufaktur wilayah Philadelphia juga menunjukkan ekspansi 2 bulan beruntun. Data yang dirilis The Fed Philadelphia menunjukkan indeks aktivitas manufaktur sebesar 24,1, lebih tinggi dari hasil polling Reuters sebesar 20, meski melambat dari bulan sebelumnya 27,5.
Indeks manufaktur dari The Fed Philadelphia menggunakan angka 0 sebagai ambang batas, angka positif berarti ekspansi sementara negatif berarti kontraksi.
Hanya 1 data yang sedikit mengecewakan yakni klaim awal tunjangan pengangguran yang bertambang sebanyak 1,3 juta orang, lebih banyak dari polling Reuters 1,25 juta orang.
Dari sisi korporasi, Johnson & Johnson dan Morgan Stanley melaporkan earning yang lebih tinggi dari prediksi Wall Street. Saham keduanya menguat 0,7% dan 2,5%.
Sementara itu Bank of America juga melaporkan earning yang lebih bagus dari prediksi Wall Street, tetapi sahamnya malah melemah 2%.
Saham-saham raksasa teknologi juga berguguran kemarin, Microsoft dan Apple melemah lebih dari 1% sementara Amazon minus 0,3%.
(pap)