Newsletter

Sentimen Belum Berpihak, Apakah Ada 'Happy Weekend'?

Haryanto, CNBC Indonesia
10 July 2020 06:04
Wall Street
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat (AS) yakni Wall Street, pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (Jumat dini hari tadi waktu Indonesia) ditutup variataif.

Indeks komposit Nasdaq yang sarat teknologi melonjak 55,25 poin atau 0,53% menjadi 10.547,75, rekor penutupan tertinggi. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 361,19 poin atau 1,39% pada 25.706,09, sementara S&P 500 turun 17,89 poin atau 0,56% menjadi 3.152,05.

DJIA turun tajam pada hari Kamis, menghapus kenaikannya untuk minggu ini, di tengah kekhawatiran baru terhadap coronavirus dan dampaknya terhadap ekonomi. Di seluruh wilayah negara bagian AS lonjakan kasus terus berlanjut, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan pembatasan aktivitas kembali dan meredupkan prospek untuk pemulihan ekonomi yang cepat.

Kekhawatiran tentang infeksi coronavirus di Negeri Paman Sam itu naik setelah lebih dari 60.000 kasus Covid-19 baru dilaporkan pada hari Rabu, peningkatan terbesar yang pernah dilaporkan oleh suatu negara dalam satu hari. Sementara Florida melaporkan peningkatan rekor rawat inap.

Saham mencapai posisi terendah mereka sehari setelah Florida melaporkan rekor dalam rawat inap terkait virus corona. Negara juga melaporkan lonjakan rekor dalam kematian Covid. Rata-rata peningkatan kasus harian California juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Namun, ekuitas sedikit pulih, setelah Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan kandidat vaksin coronavirus Moderna kemungkinan akan memasuki uji coba fase 3 pada akhir Juli.

"Ada lebih sedikit alasan untuk optimisme sekarang daripada di bulan April," kata Jason Thomas, kepala ekonom di AssetMark. "Pada bulan April, kami memiliki pandangan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan vaksin, dan ada kemungkinan bahwa kami dapat membuka negara secara bertahap dan melihat pemulihan berkelanjutan."

Sementara yang menambah sentimen bearish atau penurunan adalah putusan Mahkamah Agung yang mengatakan jaksa distrik Manhattan dapat melihat catatan pajak Presiden Donald Trump sebagai bagian dari penyelidikan.

"Putusan Mahkamah Agung menyentak pasar karena mungkin memberikan pukulan bagi peluang Trump untuk terpilih kembali," kata Art Cashin, direktur operasi bursa NYSE di UBS. "Itu tidak membawa penjualan sebanyak yang ditakuti sehingga pasar bergerak turun relatif kecil."

Saham-saham pemberat penurunan indeks Dow Jones di antaranya yaitu saham Exxon Mobil (XOM), Chevron (CVX.TO), General Electric (GE) dan Boeing (BA) yang anjlok 3,6-4,4%. Sedangkan saham Goldman Sachs (GS), Verizon (VZ), American Express (AXP), Coca-Cola (KO), Caterpillar (CAT), JP Morgan Chase (JPM), IBM (IBM) dan Nike (NKE) juga menurun tajam.

Sementara saham-saham yang menopang indeks Nasdaq di antaranya yaitu saham Amazon (AMZN), Costco Wholesale (BIAYA), Cognizant Technology (CTSH), Nividia (NVDA), Tesla (TSLA), eBay (EBAY), Dollar Tree (DLTR) dan Cisco Systems (CSCO) yang naik 1,7% hingga 3,3%.

Dalam perdagangan luar negeri, pasar saham di seluruh Asia-Pasifik bergerak sebagian besar lebih tinggi selama perdagangan pada hari Kamis. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,4%, sedangkan Shanghai Composite Index China melonjak 1,4%.

Sementara itu, pasar utama Eropa semua bergerak ke sisi negatif untuk hari ketiga berturut-turut. Indeks CAC 40 Prancis jatuh 1,21%, Indeks FTSE 100 AS turun 1,73% dan DAX Jerman turun 0,04%. Sementara indeks acuan Eropa Stoxx 600 berakhir turun 0,77%.

(har/har)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular