Newsletter

Rebound Data Ekonomi vs Corona, Mana yang Paling Kuat?

Haryanto, CNBC Indonesia
09 July 2020 06:05
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat (AS) yakni Wall Street, pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (Kamis dini hari tadi waktu Indonesia) kembali menguat terdorong oleh lonjakan saham sektor teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terapresiasi 177,10 poin atau 0,7% menjadi 26.067,28, Nasdaq melonjak 148,61 poin atau 1,4% menjadi 10.492,50 dan S&P 500 naik 24,62 poin atau 0,8% menjadi 3.169,94.

Saham Apple naik 2,3% ke rekor tertinggi setelah analis Deutsche Bank menaikkan target harganya di bursa. Saham Microsoft naik 2,2% dan Netflix naik hampir 2%. Amazon ditutup 2,7% lebih tinggi. Sektor teknologi S&P 500 mengakhiri hari perdagangan dengan penguatan 1,6% yang sekaligus membukukan penutupan tertinggi sepanjang masa.

Penguatan tiga indeks utama Wall Street bahkan terjadi ketika kasus virus corona terus meningkat pada rekor kecepatan. Kasus COVID-19 AS melampaui 3 juta semalam, mempengaruhi hampir satu dari setiap 100 orang Amerika. California, Hawaii, Idaho, Missouri, Montana, Oklahoma dan Texas memecahkan rekor tinggi sebelumnya untuk infeksi baru.

"Angka-angka COVID di AS tetap meresahkan dan ini adalah awal untuk membuat berita utama ekonomi," kata Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge, dalam sebuah catatan.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mencoba untuk menenangkan kekhawatiran tentang dampak virus pada ekonomi, mengatakan kepada CNBC "Squawk Box" data yang menunjukkan pemulihan yang tajam.

"Tak ada yang menyangkal bahwa kita mencatat kenaikan drastis kasus di beberapa titik api.. Secara virtual, tiap keping data menunjukkan pemulihan berbentuk V," ujar Kudlow pada Rabu. Namun, lanjut dia, semua orang tak bisa menafikan bahwa ada banyak skenario dan sejauh ini ada 8 juta lapangan kerja yang tercipta dalam beberapa bulan terakhir.

Sentimen pasar juga sedikit membaik setelah pemerintah AS meneken kontrak senilai US$ 1,6 miliar dengan Novavax untuk mengembangkan vaksin corona, sebagai bagan dari operasi "Warp Speed."

(har/har)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular