Newsletter

Oh Corona, Kau Buat Investor Bingung Harus Apa

Haryanto, CNBC Indonesia
08 July 2020 06:05
IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen yang akan mewarnai perdagangan hari ini. Pertama anjloknya bursa Wall Street di tengah laporan yang menunjukkan peningkatan jumlah kasus dan angka kematian akibat pandemi virus corona.

Lebih dari 2,93 juta kasus virus corona telah dikonfirmasi di AS bersama dengan setidaknya 130.306 kematian, menurut Johns Hopkins University. Selama akhir pekan, lebih dari 20 negara bagian melaporkan tingkat pertumbuhan rawat inap minimal 5%.

Penurunan ini bisa berimbas ke pasar saham Benua Kuning termasuk Indonesia, hal ini dikarerakan bursa Wall Street merupakan barometer atau acuan bursa saham global.

Sentimen kedua, perkembangan dari pandemi virus corona itu sendiri yang masih menjadi pusat perhatian atau fokus utama investor.

Mengacu data dari worldometers, jumlah orang terinfeksi virus corona di seluruh dunia hampir mencapai 12 juta orang, sementara jumlah korban jiwa lebih dari 540 ribu orang.

Di Indonesia saat ini, jumlah kasus konfirmasi positif virus corona mencapai 66.226, sementara yang sembuh menjadi 30.785 sedangkan korban jiwa mencapai 3.309. Situasi ini,lagi-lagi bisa mempengaruhi psikologis investor.

Selama penyebaran virus corona semakin bertambah dan tidak menunjukkan kelandaian, maka investor akan terus di hantui kekhawatiran, sehingga inevstor enggan untuk mengalirkan dananya ke pasar keuangan dunia termasuk Indonesia.

Ketiga,yakni kabar baru seputar perang dagang antara Amerika Serikat dengan China bisa menjadi penggerak pasar.

Kamar Dagang Amerika Serikat (AS) dan lebih dari 40 asosiasi perdagangan lainnya mendesak para pejabat tinggi AS dan China untuk meningkatkan upaya agar bisa membuat China memenuhi janjinya untuk menambah jumlah pembelian barang dari AS.

Janji China untuk meningkatkan pembelian itu tertuang dalam kesepakatan perdagangan Fase 1 yang ditandatangani oleh dua ekonomi terbesar dunia pada Januari lalu. Kumpulan asosiasi itu meminta China untuk memenuhi janjinya meskipun ada berbagai masalah antar kedua negara terkait pandemi virus corona (COVID-19).

Dalam sepucuk surat kepada Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada Senin (6/7/2020), kelompok itu mengatakan mereka puas dengan kemajuan sejauh ini, tetapi mendesak peningkatan signifikan dalam pembelian barang dan jasa AS oleh China.

Mereka mengatakan bahwa upaya untuk memerangi pandemi virus corona baru dan memulihkan pertumbuhan global sebagian bergantung pada keberhasilan implementasi kesepakatan perdagangan AS-China.

Apalagi kedua negara juga tengah berselisih di Laut China Selatan, di mana militer mereka telah saling meningkatkan kehadiran. Langkah ini bahkan dikhawatirkan akan memicu lahirnya konfrontasi senjata.

"Di tengah meningkatnya ketegangan bilateral di seluruh hubungan, bekerja bersama untuk meningkatkan perdagangan dan menumbuhkan perdagangan dapat memberikan manfaat penting bagi kedua negara dan membantu meningkatkan hubungan," tulis kelompok itu dalam surat mereka.

(har)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular