Newsletter

Oh Corona, Kau Buat Investor Bingung Harus Apa

Haryanto, CNBC Indonesia
08 July 2020 06:05
Warga berjalan di Wall St. di seberang New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, 10 Januari 2019. REUTERS / Brendan McDermid
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat (AS) yakni Wall Street, pada penutupan perdagangan Selasa kemarin atau Rabu dini hari tadi waktu Indonesia masuk teritori negatif di tengah kekhawatiran pandemi virus corona.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 396,85 poin atau 1,5% menjadi 25.890,18, Nasdaq merosot 89,76 poin atau 0,9% menjadi 10.343,89 dan S&P 500 turun 34,40 poin atau 1,1% menjadi 3.145,32.

Lebih dari 2,93 juta kasus virus corona telah dikonfirmasi di AS bersama dengan setidaknya 130.306 kematian, menurut Johns Hopkins University. Selama akhir pekan, lebih dari 20 negara bagian melaporkan tingkat pertumbuhan rawat inap minimal 5%.

Kekhawatiran coronavirus yang diperbarui datang ketika para pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa jumlah kematian akibat pandemi mungkin mulai naik lagi.

Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic juga memperingatkan bahwa lonjakan kasus virus corona di negara-negara bagian selatan dan barat dapat memperlambat pemulihan ekonomi AS.

Bostic mencatat dalam sebuah wawancara dengan Financial Times bahwa bahwa data frekuensi yang tinggi telah "meratakan" kegiatan ekonomi baik dalam hal pembukaan bisnis dan mobilitas.

"Ada beberapa hal yang kami lihat dan beberapa di antaranya meresahkan dan mungkin menyarankan bahwa lintasan pemulihan ini akan menjadi sedikit lebih bergelombang daripada yang mungkin terjadi," kata Bostic.

Sementara itu, aksi ambil untung atau profit taking mungkin juga berkontribusi terhadap penurunan Wall Street setelah Nasdaq dan S&P 500 ditutup lebih tinggi untuk lima sesi berturut-turut.

Saham maskapai penerbangan menunjukkan pergerakan ke bawah yang substansial, menyeret Indeks Penerbangan NYSE Arca turun 4,2%.

Kelemahan signifikan juga muncul di antara saham sektor minyak atau energi, seperti tercermin oleh penurunan NYSE Arca Oil Index sebesar 3,8%. Aksi jual tersebut terjadi meskipun harga minyak mentah ditutup nyaris datar untuk hari kedua berturut-turut, dengan harga minyak mentah WTI untuk pengiriman Agustus turun US$ 0,01 menjadi US$ 40,62 per barel.

Sementara itu, saham sektor perbankan juga bergerak turun tajam selama sesi perdagangan, KBW Bank Index anjlok 3,3%. Indeks mengakhiri sesi pada level penutupan terendah dalam kurun lebih dari sebulan.

(har)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular