
Hari Terakhir Perdagangan Pekan Ini, Siap Cuan?

Data penciptaan lapangan kerja (non-farm payrolls) yang membaik tak hanya membuat Wall Street ditutup di zona hijau, tetapi juga membuat harga minyak mentah melesat. Bersama dengan turunnya stok minyak mentah AS, ini menjadi indikator bahwa perekonomian mulai bangkit dari keterpurukan.
Namun investor juga masih perlu memantau perkembangan terbaru terkait pandemi Covid-19. Lonjakan kasus baru di AS terus terjadi. Pada hari Rabu, AS melaporkan ada tambahan lebih dari 50 ribu kasus baru infeksi Covid-19 dalam sehari. Ini menjadi rekor tertinggi yang pernah tercatat.
"Saat ini data ekonomi seolah melampaui infeksi Covid-19 dan tampaknya pertumbuhan terjadi meski lonjakan kasus terjadi" kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group Chicago.
"Laporan lapangan kerjanya bagus, tetapi di sisi lain ini terlalu bagus dan dapat menghambat program stimulus," kata Bob Yawger, direktur futures untuk energi di Mizuho.
Selain perkembangan pandemi Covid-19, investor juga perlu mencermati hubungan AS-China terkait diloloskan UU Keamanan Nasional Hong Kong.
Reuters melaporkan DPR AS (the House) mengeluarkan rancangan undang-undang pada hari Rabu yang akan menghukum bank jika melakukan bisnis dengan pejabat Cina yang menerapkan undang-undang keamanan nasional baru Beijing yang kejam yang dikenakan pada bekas jajahan Inggris yakni Hong Kong.
China menanggapi dengan mengatakan Amerika Serikat harus berhenti mencampuri urusan Hong Kong dan memperingatkan bahwa mereka akan dengan tegas menolak.
DPR AS sudah bulat, hal ini mencerminkan kekhawatiran Washington atas hilangnya otonomi yang memungkinkan Hong Kong berkembang sebagai kota paling bebas di China dan pusat keuangan internasional.
Senat AS juga meloloskan undang-undang serupa pekan lalu. Namun di bawah aturan kongres, RUU harus kembali ke Senat dan disahkan di sana sebelum dikirim ke Gedung Putih untuk Presiden Donald Trump untuk menandatangani undang-undang tersebut.
Ketua DPR Nancy Pelosi memberikan padangannya di depan komite yang membahas situasi di Hong Kong dan mengatakan undang-undang keamanan tersebut menandai kematian prinsip "satu negara, dua sistem".
"Undang-undang itu adalah tindakan brutal, tindakan keras terhadap rakyat Hong Kong, yang dimaksudkan untuk menghancurkan kebebasan yang dijanjikan," katanya dalam jajak pendapat Komite Luar Negeri DPR.
"Amerika Serikat harus berhenti meloloskan RUU itu, apalagi menandatangani atau menerapkannya" kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian. "Kalau tidak, China akan secara tegas menentang," katanya.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan UU Keamanan Nasional Hong Kong merupakan penghinaan bagi semua negara dan Washington akan terus menerapkan arahan Trump untuk mengakhiri status khusus terhadap wilayah itu.
Negeri Paman Sam mulai mencabut status khusus Hong Kong dengan menghentikan ekspor pertahanan dan membatasi akses bagi wilayah itu ke produk-produk teknologi tinggi milik AS.
Investor juga perlu mencermati rilis data ekonomi yang turut mewarnai perdagangan hari ini. Data Purchasing Manager's Index (PMI) sektor jasa di kawasan Asia Pasifik dan Euro Area akan dirilis hari ini.
Jika datanya membaik dan lebih bagus dari ekspektasi maka indikasi pemulihan ekonomi global kian nyata, hal ini tentu akan menjadi sentimen positif untuk pasar.
Well, meski data ekonomi AS menunjukkan bahwa roda ekonomi berputar lebih kencang, tetap saja risiko seputar pandemi Covid-19 dan tensi geopolitik yang tinggi masih membayangi pasar.
(twg/twg)