
Hari Terakhir Perdagangan Pekan Ini, Siap Cuan?

Beralih ke pasar saham Negeri Adidaya (AS), tiga indeks saham utama Negeri Paman Sam berhasil melenggang ke zona hijau dini hari tadi menyusul data tenaga kerja yang lebih baik dari perkiraan.
Ekonomi AS kini semakin menampakkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini turut menjadi sentimen positif yang mendongkrak harga aset-aset berisiko seperti saham. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,36%, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terangkat 0,45% dan 0,52%.
CNBC International melaporkan, dalam sepekan terakhir Dow Jones telah melesat 3,3% dan S&P 500 ikut terangkat sebesar 4% di saat yang sama. Ini sekaligus menjadi rekor kinerja mingguan tertinggi sejak 5 Juni.
Berbeda dengan Dow Jones dan S&P 500, Nasdaq Composite menguat lebih tinggi dengan kenaikan 4,6% dalam sepekan dan menjadi kinerja mingguan terbaik sejak 8 Mei lalu. Bursa saham AS akan tutup di hari Jumat waktu setempat untuk memperingati hari kemerdekaan Negeri Paman Sam (the fourth of July).
Apresiasi harga saham di Wall Street dini hari tadi tak terlepas dari data penciptaan lapangan kerja yang mengejutkan. Data pemerintah menunjukkan, jumlah penciptaan lapagan kerja pada bulan Juni mencapai 4,8 juta.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan para ekonom yang meprediksi bakal ada 2,9 juta lapangan kerja yang tercipta di bulan lalu. Tingkat pengangguran di AS pun turun menjadi 11,1% dan lebih baik dari perkiraan ekonom di level 12,4%.
Tingkat pengangguran di AS juga membaik dibanding dua bulan sebelumnya. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat tingkat pengangguran di AS bulan April mencapai 14,7% dan membaik di bulan Mei menjadi 13,3% setelah 2,5 juta lapangan kerja tercipta.
"Ini merupakan suatu kejutan bagi ekspektasi pasar" kata Christian Scherrmann, seorang ekonom AS di DWS, melansir CNBC Internationa. "Apa yang kita lihat pada Mei dan Juni merupakan cetak biru untuk pemulihan yang cepat, tetapi hanya jika situasi terkait virus dapat terkontrol" tambahnya.
Bulan lalu, para ekonom memproyeksikan akan ada 8 juta pekerjaan yang hilang. Namun realita yang terjadi justru sebaliknya. Ada tambahan 2,5 juta pekerjaan seiring dengan relaksasi lockdown di berbagai negara bagian.
Meski data yang bagus ini membuat pasar jadi sumringah, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim tunjangan awal pengangguran AS pada pekan lalu mencapai 1,427 juta. Lebih tinggi dari estimasi ekonom yang disurvei Dow Jones di 1,38 juta.
Data klaim berkelanjutan yang menghitung jumlah orang yang menerima tunjangan pengangguran untuk beberapa minggu juga naik 59 ribu menjadi 19,29 juta.
"Ada diskoneksi ketika Anda melihat dua angka tersebut" kata Megan Horneman, direktur strategi portofolio di Verdence Capital Advisors, merujuk pada laporan ketenagakerjaan dan klaim tunjangan pengangguran
"Hal ini menunjukkan adanya distoris dalam data...Saya tidak berpikir bahwa gambaran mendasar yang sebenarnya di pasar tenaga kerja akan menjadi jelas dalam beberapa bulan" tambahnya.
(twg/twg)