Newsletter

Ekonomi Pulih Semester II-2020! (Syarat & Ketentuan Berlaku)

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 June 2020 06:00
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sentimen kedua, perkembangan nilai tukar dolar AS juga perlu terus dipantau. Seiring munculnya kekhawatiran akan gelombang serangan kedua virus corona, investor kembali berpaling ke pelukan dolar AS.

Sepanjang pekan lalu, Dollar Index (yang mengukur posisi  di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 1%. Jika risk aversion (sikap menghindari risiko) di pasar kumat lagi, maka penguatan dolar AS bakal berlanjut.

dolar

Ketika dolar AS kembali menjadi primadona pelaku pasar, maka rupiah akan sulit mendapat ruang gerak untuk menguat. Ditambah lagi investor masih punya keuntungan memegang rupiah jika masuk sejak awal kuartal II-2020.

Sejak akhir Maret hingga 20 Juni, rupiah masih menguat 13,8% di hadapan dolar AS. Kalau menjual rupiah sekarang, keuntungannya masih menyilaukan.

Apalagi pemerintah juga mulai menyuarakan kekhawatiran jika rupiah terus menguat. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, baru-baru ini menyatakan bahwa penguatan rupiah yang terlalu tajam bisa mengurangi daya saing Indonesia.

"Nilai tukar rupiah yang terlalu kuat dapat melumpuhkan daya saing produk kita dan menyebabkan penurunan ekspor serta peningkatan impor produk yang menjadi lebih murah. Untuk itu, pemerintah bersama Bank Indonesia, akan terus mengelola nilai tukar secara berhati-hati untuk tetap menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi ke depan," tegas Sri Mulyani.

Oleh karena itu, ada kemungkinan 'angin' sedang tidak berpihak kepada rupiah. Fluktuasi masih akan menghampiri mata uang Tanah Air, dan itu akan mempengaruhi pergerakan pasar.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular