
Mampukah Bursa Menguat di Tengah Risiko 'The Great Lockdown'?

Bursa Amerika Serikat (AS) melesat pada penutupan Selasa (16/6/2020), menyusul lonjakan penjualan ritel dan temuan terapi Corona yang positif dan kabar stimulus tambahan. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 526,8 poin (+2%) ke 26.289,98. Indeks Nasdaq naik 1,8% ke 9.895,87 dan S&P 500 tumbuh +1,9% ke 3.124,74.
Pemerintah AS mencatat kenaikan penjualan ritel sebesar 17,7% pada Mei, jauh di atas konsensus ekonom dalam polling Dow Jones yang mengekspektasikan kenaikan 7,7%. Merespons itu, Presiden AS Donald Trump pun bercuit "sepertinya HARI BESAR UNTUK PASAR SAHAM, DAN LAPANGAN KERJA!"
Di sisi lain, hasil uji klinis menyebutkan bahwa dexamethasone-obat yang sudah tersedia secara luas-bisa menolong pasien corona yang sudah masuk tahap kritis. Perawatan itu dilaporkan mengurangi angka kematian hingga sepertiga.
"Perawatan steroid Covid yang potensial di Inggris dikombinasikan dengan rekor penjualan ritel dan kabar tambahan stimulus disambut dengan optimisme liar," tutur Mike Loewengart, Direktur Pelaksana E-Trade, sebagaimana dikutip CNBC International.
Saham yang diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi pun mendapatkan momentum penguatan. Saham maskapai seperti United Airlines, Delta Airlines dan American Airlines menguat setidaknya 2%.
Sentimen juga terangkat oleh laporan Bloomberg bahwa Gedung Putih menyiapkan proposal infrastruktur senilai US$ 1 triliun (setara Rp 14,1 kuadriliun). Proyek yang digarap meliput jalan, jembatan, hingga infrastruktur teknologi komunikasi nirkabel 5G dan internet desa.
"Indeks [S&P 500] mengikuti koreksi besar pekan lalu dengan pembalikan positif kemarin," tutur Frank Cappelleri, Direktur Eksekutif Instinet. "Jika ada contoh pembelian di kala koreksi yang murni, maka kita telah melihatnya kemarin itu."
Optimisme yang muncul dari proposal infrastruktur itu melengkapi sentimen positif yang mengemuka kemarin setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan rencana pembelian obligasi korporasi di pasar sekunder, tak cuma pasar primer.
"Jika fungsi pasar terus membaik, maka kami dengan senang hati memperlambat atau bahkan menghentikan pembelian. Jika yang terjadi sebaliknya, kami akan menaikkannya," tutur Powell, menambahkan bahwa dia tak ingin berjalan lambat menuju pasar obligasi "seperti gajah."
(ags)