Newsletter

IHSG Mungkin Masih Profit Taking, Tapi Ada Potensi Rebound

Tri Putra, CNBC Indonesia
11 June 2020 06:25
Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Dari Bursa saham kiblat dunia, Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Rabu (10/6/2020), setelah investor melanjutkan aksirealisasi keuntungan (profit taking). Indeks Dow Jones anjlok 1,04% atau turun 282,31 poin ke level 26.989,99.

Selanjutnya S&P 500 yang juga ikut terdepresiasi 0,53% atau amblas17,04 poin ke level 3.190,14. Sementara Nasdaq berhasil menanjak sebesar 0,67% atau terbang 66,60 poin ke level 10.020,35. 

Nasib Indeks Dow Jones dan Nasdaq bak bumi dan langit. Dow Jones terpaksa terlempar dari angka psikologisnya 27.000. Sedangkan Nasdaq berhasil membukukan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa (all time high) menembus angka 10.000.

Saham-saham di sektor teknologi yang banyak menjadi konstituen indeks nasdaq berhasil mengalami kenaikan, sedangkan saham-saham di sektor energi dan keuangan yang melantai di New York Street Exchange masih terkena aksi profit taking para investor yang memberatkan laju indeks Dow.

Harga saham Apple berhasil menanjak 2,5% sementara pabrikan chip asal Negara Paman Sam NVIDIA berhasil menanjak 3,5%. Sementara itu produsen mobil listrik milik Elon Musk, Tesla berhasil menanjak 8,9%. Tesla juga menyentuh rekor tertinggi sahamnya sepanjang masa.

Sementara pabrikan minyak Chevron harus terkoreksi 3,9%, bahkan di sektor yang sama Exxon harus terkoreksi 5,3%. Sektor ini terdampak setelah harga minyak amblas, dan munculnya data stok minyak mentah AS yang naik 5,7 juta barel pada 5 Juni sedangkan konsensus hanya memprediksi kenaikan sebesar 1,7 juta barel.

Hal ini menyebabkan harga kontrak berjangka minyak mentah WTI ambles 2,24% setelah rilis data tersebut. Bahkan EIA telah memberi sinyal bahwa harga akan terus turun. Tercatat harga minya mentah WTI kontrak berjangka Juni diperdagangkan dengan harga sekitar US$ 38 per barel.

"Harga minyak mentah seharusnya diperdagangkan mendekati harga $30, bukan $40," ujar analis komoditas Investing.com Barani Krishnan, dikutip dari Investing.com.

Akan tetapi menurun Krishnan ada bukti bahwa produksi minyak mentah benar-benar turun. Produksi hari ini diestimasi sekitar 11,1 juta barel per hari atau 2 juta barel per hari lebih rendah dari rekor produksi 13,1 juta barel per hari 3 bulan lalu.

(trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular